HUT ke 74 RI

Kisah Pesawat Dakota VT-CLA yang Ditembak Jatuh di Bantul Oleh Pesawat Tempur Belanda

Tiga jam setelah lepas landas, pesawat Dakota disergap dua pesawat tempur P-40 Kittyhawks Belanda saat hendak mendarat di Maguwo.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
Net
Sisa-sisa puing pesawat Dakota VT-CLA yang disimpan di Museum Ngoto 

Kisah Pesawat Dakota VT-CLA Jatuh di Bantul Setelah Disergap Pesawat Tempur Belanda

TRIBUNJOGJA.COM - Tiga pahlawan nasional, yakni Komodor Muda Udara (Kolonel) Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara I (Lettu) Adisumarmo menjadi korban dalam peristiwa serangan terhadap pesawat Dakota VT-CLA yang jatuh di Ngoto, Bantul.

Pesawat itu ditembak oleh pesawat tempur Kitty Hakws Belanda.

Cuplikan peristiwa itu dimulai pada tanggal 21 Juli 1947.

Saat itu, militer Belanda melancarkan "Operasi Pelikan", dengan cara membombardir lapangan-lapangan terbang AURI.

Kemudian, rentetan peristiwa lainnya terjadi pada tanggal 29 Juli 1947.

Saat itu, AURI menggelar serangan rahasia saat subuh ke Semarang, Salatiga, dan Ambarawa sebagai balasan bombardemen Belanda.

Tiga pesawat usang peninggalan Jepang digunakan tiga penerbang Muljono, Sutarjo Sigit, dan Suharnoko Harbani.

Siang pukul 13.00 pesawat sewaan dari India Douglas C-47B-20-DK (Dakota) VT-CLA terbang dari Singapura tujuan Maguwo, Yogyakarta.

Pesawat membawa bantuan obat-obatan dari Red Cross of Malaya.

Penerbangan telah disetujui otoritas militer Inggris dan Belanda.

Tiga jam setelah lepas landas, pesawat Dakota disergap dua pesawat tempur P-40 Kittyhawks Belanda saat hendak mendarat di Maguwo.

Mesin kiri terbakar, membuat pesawat oleng dan jatuh di lahan sawah Ngoto, Bantul, sekitar 2,5 kilometer dari Maguwo.

Akibatnya, awak dan penumpang pesawat terdiri atas Pilot Alexander Noel Constantine (Australian) dan istri Beryl Constantine, Ko Pilot Roy Hazelhurst (Inggris), teknisi Bidha Ram (India), Zainal Arifin (Konsul Indonesia di Malaya), Komodor Agustinus Adisutjipto, Abdulrachman Saleh, dan Adisumarno tewas. Abdulgani Handokotjokro jadi satu-satunya korban selamat tragedi ini.

Laporan Resmi

Peristiwa jatuhnya pesawat yang ditembak jatuh oleh dua pesawat pemburu P40 Kitty Hawk Belanda pada 29 Juli 1947 ini juga menyisakan tanda tanya terkait muatan yang dibawa oleh pesawat yang terbang dari Singapura menuju Yogyakarta ini.

Sejarah Indonesia mencatat bahwa pesawat tersebut membawa bantuan obat-obatan untuk Palang Merah Indonesia.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved