Siapakah Bestari Barus? Ini Profil Politisi yang Saling Sindir dengan Anies Baswedan
Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bestari Barus belakangan menjadi sorotan publik.
TRIBUNJOGJA.COM - Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bestari Barus belakangan menjadi sorotan publik.
Hal ini lantaran Bestari terlibat saling sindir dan saling berbalas jawaban dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait pengelolaan sampah di DKI Jakarta.
Saat itu, Bestari yang menjadi anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding ke Surabaya.
Studi banding yang dilakukan Bapemperda adalah untuk membahas rancangan peraturan daerah (raperda) soal pengelolaan sampah.
• Kinerja Belum Sesuai Harapan, Pengamat Nilai Anies Baswedan Belum Cukup Modal jadi Capres 2024
Dalam kunjungan kerja itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan program-program penanganan sampah di Kota Pahlawan tersebut.
Bestari menilai Risma sangat baik mengelola Surabaya.
Dia terang-terangan tertarik untuk memboyong Risma ke Jakarta pada Pilkada DKI 2022.
"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari, Senin (29/7/2019).
• Pencabutan Izin Pulau Reklamasi oleh Anies Baswedan Dibatalkan PTUN
Dalam pertemuan itu, Bestari menyebut anggaran pengelolaan sampah di Jakarta mencapai Rp 3,7 triliun.
"Anggarannya Rp 3,7 triliun, lalu di Surabaya berapa Bu Risma," tanya Bestari.
Mendengar nilai anggaran sebesar Rp 3,7 triliun, Risma kaget dan menyampaikan bahwa anggaran pengelolaan sampah di Surabaya hanya Rp 30 miliar. Hal ini pun membuat Anies meradang karena merasa Bestari menyudutkan Pemprov DKI Jakarta.
Lalu, siapakah Bestari anggota DPRD yang terlibat saling sindir dengan Anies ini ?
Bestari merupakan pria kelahiran Labuhan Batu, Sumatera Utara 28 Februari 1969.
• Alasan Pemindahan Ibu Kota Negara dan Respons Gubernur DKI Anies Baswedan
Dikutip dari situs dprd-dkijakartaprov.go.id, Ia pernah menjabat Ketua Golkar Kepulauan Seribu.
Setelah dari Golkar, Bestari "hijrah" ke Partai Nasional Demokrasi (Nasdem).
Saat Nasdem belum menjadi partai dan masih berbentuk organisasi masyarakat (ormas) pria 50 tahun itu menjabat sebagau Ketua Ormas Nasional Demokrat Jakarta Pusat.