Kuburan Sudah Digali, Ternyata Kematiannya Hanya Tipu-tipu Hingga Gegerkan Warga Sekampung
Yang dipermainkan tidak hanya warga. Namun, tokoh masyarakat yang sangat disegani di desanya juga dipermainkan setelah ketahuan kematiannya main-main
Apalagi menyebutkan bahwa mayat Robi ingin dikubur di dekat kuburan ayahnya karena alasan wasiat. Keinginan inilah yang menjadi kejanggalan pertama.
"Makam ayah itu bukan di pemakaman umum. Keluarga pun, untuk dimakamkan bersama makam ayah masih mikir-mikir. Robi ini bukan siapa-siapa," ujar Fauroq.
Kecurigaan kedua, saat mobil ambulans tiba di halaman rumah Fauroq, supir dan keluarga pengiring jenasah Robi, termasuk istri dan anak Robi, tidak ada yang bisa menunjukkan berkas yang menjelaskan soal kematian pria berambut gondrong tersebut.
"Biasanya petugas ambulans itu membawa surat-surat dari rumah sakit yang menerangkan soal kematian. Ini tidak ada," imbuh Fauroq.
Kecurigaan ketiga, jasad Robi tidak ada tanda-tanda seperti orang mati yang sudah empat hari.
Menurut putera ulama kharismatik Sampang, KH. Moh. Alawi ini, mayat yang tidak dikubur dalam dua hari, akan berbau bangkai. Ternyata, saat jasad Robi disentuh oleh salah satu santrinya, terasa hangat. Biasanya, jasad orang mati terasa dingin.
Akal-akalan cari sensasi, satu ulama tertipu
Yang paling menguatkan jika kematian Robi adalah main-main, saat warga yang datang menjenguk mayat Robi, menggelitik kakinya. Tiba-tiba, Robi berbalik dari ranjang ambulans hingga terjatuh ke tanah. Akal-akalan yang dilakukan Robi, menurut Fauroq, diduga hanya ingin mencari sensasi agar dianggap sebagai orang yang memiliki karomah. (*)
==
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Ulama soal Orang Mati Hidup Lagi di Sampang, Curiga Saat Mayat Pelaku Digelitik Kakinya"