Kuburan Sudah Digali, Ternyata Kematiannya Hanya Tipu-tipu Hingga Gegerkan Warga Sekampung

Yang dipermainkan tidak hanya warga. Namun, tokoh masyarakat yang sangat disegani di desanya juga dipermainkan setelah ketahuan kematiannya main-main

Editor: Mona Kriesdinar
TAUFIQURRAHMAN
Warga Desa Tanggumung menunjukkan kuburan yang sudah ditutup kembali yang dipersiapkan untuk Robi Anjal setelah aksi pura-pura mati diketahui warga 

TRIBUNJOGJA.COM, SAMPANG - Warga Dusun Talempeng Bandungan, Desa Tanggumung, Kecamatan Kota Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menutup kembali kuburan yang sudah selesai digali untuk mengubur Robi Anjal (38), warga Pontianak, Kalimantan Barat yang dikabarkan mati namun hidup lagi.

Penutupan kuburan itu dilakukan warga pada hari Ahad (28/7/2019) kemarin.

Abdul Halim, warga setempat mengatakan, kuburan untuk Robi sudah selesai digali sejak hari Jumat (26/7/219) pagi kemarin.

Saat menggali kuburan, warga meninggalkan aktivitas lainnya karena diperintahkan oleh tokoh setempat agar selesai lebih awal.

"Yang biasa menyiram tembakau, sementara ditinggalkan. Yang bekerja ke kota juga tidak bekerja," ujar Abdul Halim.

Warga kesal dan geram

Bersama warga lainnya, Abdul Halim mengaku kesal dan geram atas perbuatan Robi.

Pasalnya, yang dipermainkan tidak hanya warga. Namun, tokoh masyarakat yang sangat disegani di desanya juga dipermainkan setelah ketahuan kematiannya main-main.

"Coba kalau orangnya ada di depan warga, sudah dikubur separuh badan agar tidak main-main kalau urusan dengan kematian," terang Abdul Halim.

Hidupnya kembali Robi dari kematiannya yang pura-pura, sempat membuat heboh warga Kabupaten Sampang.

Banyak warga dan ratusan santri pondok pesantren At Tharoqi Tanggumung yang terkecoh atas aksi pria kelahiran Pontianak 18 Mei 1981 ini.

Kecurigaan ulama

Aksi pura-pura mati kemudian hidup lagi tersebut, sudah dicurigai oleh KH. Fauroq, pengasuh pesantren yang pertama kali menerima kedatangan jasad Robi.

Pasalnya, banyak kejanggalan yang terjadi sejak informasi kematian Robi pada Selasa (23/7/2019) sampai ke Kiai Fauroq.

Ditemui di kediamannya pada Senin (29/7/219) Fauroq menjelaskan, asal-usul Robi tidak jelas dan tidak ada hubungan kekerabatan dengan keluarga besar dirinya.

Apalagi menyebutkan bahwa mayat Robi ingin dikubur di dekat kuburan ayahnya karena alasan wasiat. Keinginan inilah yang menjadi kejanggalan pertama.

"Makam ayah itu bukan di pemakaman umum. Keluarga pun, untuk dimakamkan bersama makam ayah masih mikir-mikir. Robi ini bukan siapa-siapa," ujar Fauroq.

Kecurigaan kedua, saat mobil ambulans tiba di halaman rumah Fauroq, supir dan keluarga pengiring jenasah Robi, termasuk istri dan anak Robi, tidak ada yang bisa menunjukkan berkas yang menjelaskan soal kematian pria berambut gondrong tersebut.

"Biasanya petugas ambulans itu membawa surat-surat dari rumah sakit yang menerangkan soal kematian. Ini tidak ada," imbuh Fauroq.

Kecurigaan ketiga, jasad Robi tidak ada tanda-tanda seperti orang mati yang sudah empat hari.

Menurut putera ulama kharismatik Sampang, KH. Moh. Alawi ini, mayat yang tidak dikubur dalam dua hari, akan berbau bangkai. Ternyata, saat jasad Robi disentuh oleh salah satu santrinya, terasa hangat. Biasanya, jasad orang mati terasa dingin.

Akal-akalan cari sensasi, satu ulama tertipu

Yang paling menguatkan jika kematian Robi adalah main-main, saat warga yang datang menjenguk mayat Robi, menggelitik kakinya. Tiba-tiba, Robi berbalik dari ranjang ambulans hingga terjatuh ke tanah. Akal-akalan yang dilakukan Robi, menurut Fauroq, diduga hanya ingin mencari sensasi agar dianggap sebagai orang yang memiliki karomah. (*)

==

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Ulama soal Orang Mati Hidup Lagi di Sampang, Curiga Saat Mayat Pelaku Digelitik Kakinya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved