Bantul
Upacara Adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, Wujud Syukur Warga Parangtritis kepada Tuhan
Ritual labuhan di kawasan pantai selatan itu merupakan wujud syukur atas limpahan karunia Tuhan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ratusan warga Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul menggelar upacara Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri.
Ritual labuhan di kawasan pantai selatan itu merupakan wujud syukur atas limpahan karunia Tuhan.
Sebelum labuhan, upacara diawali dengan pembacaan doa di Pendopo Parangtritis.
Seusai doa, ditengah terik matahari pukul satu siang, sejumlah sesaji, gunungan buah, sayur mayur, bunga dan patung Dewi Sri diarak menuju cepuri Parangkusumo melintasi tepian pantai selatan.
• Warga Mancingan Parangtritis Bantul Gelar Upacara Adat Bhekti Pertiwi Pisungsung Jaladri
Mulai dari orang tua, muda hingga anak-anak warga Mancingan ikut berbaris mengarak.
Mereka mengenakan busana adat.
Berjalan kaki dari pendopo Parangtritis menuju Parangkusumo. Jaraknya sekitar 2 kilometer.
Wakil ketua panitia, Tri Waldiyono, mengatakan, upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri merupakan warisan leluhur nenek moyang zaman dahulu sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan yang diberikan kepada masyarakat Mancingan Desa Parangtritis berupa tanah dan lautan.
Bekti Pertiwi, menurut Tri Waldiyono adalah ucap syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan karunia berupa bumi.
Sehingga oleh masyarakat bisa digunakan untuk bercocok tanam, menghidupi keluarga.
• Gelombang Tinggi, Wisatawan di Pantai Parangtritis Diminta Hati-hati
Sedangkan Pisusung Jaladri merupakan wujud tasyakur kepada Tuhan karena telah menciptakan sebuah lautan.
"Kami sangat mensyukuri dan berterimakasih kepada Tuhan karena berada di kawasan Parangtritis ini, yang merupakan suatu destinasi wisata. Yang tentunya ini merupakan lahan bagi kita untuk mengais rezeki," tutur dia, ditemui dilokasi upacara adat, Selasa (23/7/2019).
Upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri diikuti oleh seluruh masyarakat di delapan rukun tetangga (RT) Dusun Mancingan.
Mereka menampilkan aneka macam seni dan ciri khas masing-masing.
Ritual tahunan ini dimulai sejak pekan lalu dengan melakukan kerja bakti kampung oleh seluruh warga Mancingan.
