Sleman

Jadi Destinasi Wisata Favorit, Tebing Breksi Berhasil Hidupi Warga Sambirejo

Dari Tebing Breksi, terserap sekitar 400 warga yang terkena dampak dengan memperoleh pendapatan setiap hari dari total 5.683 penduduk Sambirejo.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Satu di antara fasilitas pengembangan dari Wisata Tebing Breksi, Selasa (13/11/2018) 

TRIBUNJOGJA.COM - Tebing Breksi seakan menjadi nafas penghidupan bagi sebagian besar warga Sambirejo.

Dari Tebing Breksi, terserap sekitar 400 warga yang terkena dampak dengan memperoleh pendapatan setiap hari dari total 5.683 penduduk Sambirejo.

Marsih adalah satu dari beberapa warga Sambirejo yang secara langsung ikut merasakan imbas positif pengembangan kawasan wisata Tebing Breksi.

5 Rekomendasi Mie Ayam di Jogja, dari yang Super Pedas sampai Buka Tengah Malam

Sempat ‘prihatin’ dengan pendapatan minim bahkan tak ada uang didapat dalam satu hari saat awal buka, perempuan yang menjadi pedagang makanan di Tebing Breksi ini mampu lepas dari kesulitan ekonomi yang sempat ia alami.

“Saya itu dulu kuli pabrik. Lalu jualan di Tebing Breksi ini. Waktu itu awal buka cuma saya sendiri. Dulu masih sepi. Paling yang datang dari sepeda motor trail itu. Seringnya jualan jajanan pasar seribuan. Lalu gorengan goreng sendiri. Pernah saya itu jualan by request jadi kalau ada pengunjung pengen dibikinkan makanan saya baru keluar beli,” kata Marsih pada Tribunjogja.com.

Asih, begitu ia biasa disapa pun menjadi sangat dekat dengan sejumlah pengelola Tebing Breksi.

Terutama, dengan pengelola yang telah sejak awal mengelola.

Tebing Breksi Sumbang PAD Lebih dari Rp 100 Juta

Ibarat berjuang bersama, Asih adalah satu dari beberapa orang yang setia ‘menjaga’ para pengunjung Tebing Breksi yang di awal tahun 2015 lalu masih segelintir orang.

Pasalnya, hanya Asih penjual satu-satunya.

Masih lekat di ingatan Asih, ketika ia hampir delapan bulan tak pulang ke rumah dan memilih tidur di warung kecilnya di Tebing Breksi.

Alasan ia melakukan itu, karena tak ingin pengunjung yang kadang datang saat malam hari tidak kecewa.

Bahkan hanya demi membuatkan kopi atau mie goreng, Asih siap dibangunkan dari tidur lelapnya.

Tebing Breksi, Bekas Lokasi Tambang yang Sukses Jadi Destinasi Wisata Favorit di Yogyakarta

“Kalau ingat dulu ya pengen nangis rasanya. Hasil tiap hari tidak tentu. Bisa dapat Rp 50 ribu sehari saja sudah sangat bersyukur. Tapi dari dulu saya tidak pernah putus asa. Saya yakin tempat ini nantinya akan berkembang makanya saya tidak mau beralih dari berjualan di sini. Akhirnya doa saya terkabul. Saya bisa mengandalkan hidup saya dari Tebing Breksi,” kata Asih.

Kini, setelah lebih kurang empat tahun berjualan, Asih telah menuai hasil.

Dari sisi ekonomi, ia telah berhasil menghidupi dan menikahkan ketiga anaknya dengan biaya sendiri.

Jika dulu ia berjualan sendiri, kini ia memiliki empat karyawan yang ia gaji minimal Rp 100 ribu per hari.

Bahkan ketika telah banyak pedagang berjualan seperti dirinya, Asih mengaku tetap bersyukur. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved