Pendidikan
SBMPTN, UNY Jadi PTN Nomor 9 dengan Peminat Terbanyak se-Indonesia
Rektor UNY, Sutrisna Wibawa mengatakan, capaian tersebut merupakan buah kerja keras yang telah dilakukan oleh semua civitas akademika.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), yang merupakan lembaga penyelenggara Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil menempati urutan ke 9 dengan jumlah peminat terbanyak se-Indonesia.
Sedangkan, Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak masuk dalam 10 besar.
Mengenai hal tersebut, Rektor UNY, Sutrisna Wibawa mengatakan, capaian tersebut merupakan buah kerja keras yang telah dilakukan oleh semua civitas akademika.
Menurutnya, sejak 5 tahun terakhir UNY sudah menyiapkan diri untuk bisa menjadi universitas yang unggul.
• Pengumuman SBMPTN 2019 dan Registrasi Mahasiswa Baru UGM, UNY, UIN, ISI, dan UPN Yogyakarta
"Kita sudah lama mempersiapkan. Saya kira masyarakat sudah bisa tangkap perkembangan UNY. Hal itu membuat minat ke UNY tinggi. Kami juga ada prestasi, sehingga kepercayaan masyarakat ke UNY tinggi," terangnya.
Mengenai sistem baru yang diterapkan pada SBMPTN kali ini, dimana peserta diwajibkan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan nilai sebelum memilih universitas yang diinginkan, membuat para peserta bisa menduga bisa masuk ke universitas yang mana dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurutnya, dengan adanya sistem UTBK ini bisa menjadi alternatif mengurangi hiruk pikuk nasional.
• Ini Prosedur dan Jadwal Registrasi Calon Mahasiswa Baru UGM Jalur SBMPTN 2019
"Dulu kan tes sehari, membuat hiruk pikuk nasional. Kalau sekarang bisa dikurangi dengan UTBK. Jadi dampaknya lebih baik, dan masyarakat bisa mengukur sendiri kemampuannya karena mengetahui nilainya," terangnya.
Berkenaan dengan lebih banyaknya minat mahasiswa ke Prodi Manajemen daripada prodi Pendidikan lainnya, Sutrisna mengungkapkan jika dari awal dibuka, minat peserta ke Prodi Manajemen memang selalu tinggi.
Dia berpesan kepada para peserta yang belum diterima masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan jalur SBMPTN, bisa kembali mencoba melalui jalur Ujian Mandiri.
• Ini Tiga Prodi di UGM yang Paling Banyak Diminati dalam SBMPTN 2019
"Kita masih ada program mandiri ada tiga skema dengan kuota 30% dengan total 1800'an kursi. Pertama pakai nilai UTBK nanti dirangking. Skema kedua pakai prestasi seperti rapor, ketiga memakai skema unggul," ungkapnya.
Sementara itu, Djagal Wiseso Marseno, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan (PPK) UGM mengatakan sistem SBMPTN yang baru lebih memudahkan karena tidak perlu mencetak bahan terlalu banyak, dimana semuanya berbasis komputer.
"Yang membedakan yang kemarin kertas cetak, kalau yang sekarang komputer langsung, PTN yang memiliki komputer memadai bisa kita pinjam," terangnya.
Menanggapi UGM yang tidak masuk 10 besar peminat terbanyak SBMPTN tahun ini, Djagal mengatakan hal tersebut masih dimaklumi, karena calon mahasiswa sudah mengukur kemampuan melalui nilai UTBK yang dimiliki.
Dimana para peserta cenderung memilih PTN yang menurutnya tidak memiliki persaingan yang ketat.
"Calon mahasiswa sudah punya nilai, berdasarkan UTBK. Berdasarkan itu bisa mengukur dirinya sendiri bisa masuk PTN mana, PTN yang mereka anggap sulit dan persaingan banyak itu mereka hindari. Seperti UGM, ITB dan mereka memilih PTN yang menurut mereka mampu untuk bersaing," terangnya.
• Pengumuman SBMPTN, Mahasiswa Baru UNY Diminta Tekun dengan Pilihannya
Djagal berpesan kepada para peserta yang belum diterima ke PTN melalui jalur SBMPTN, bisa masuk melalui jalur mandiri dengan tetap memakai nilai UTBK.
Sementara itu, Kasubag Kerjasama dan Humas UPN 'Veteran' Yogyakarta Markus Kusnardijanto mengatakan, untuk sistem SBMPTN tahun ini ada banyak yang perlu diperbaiki.
Seperti halnya sistem yang sempat error' maupun keamanan soal.
"Terutama di pelaksanaan perlu dievaluasi. Disana-sini masih ada yang kurang. Lemahnya sistem masih banyak, masih ada yang trobel, masih ada soal yang masih bisa dijiblak. Ke depan harus diantisipasi. Kalau untuk keseluruhan lebih fair yang sekarang. Begitu anak ujian, 10 hari sudah mengetahui nilainya," terangnya. (TRIBUNJOGJA.COM)