Monster Igor dari Alam Taslim, Sepengggal Kisah Mi Instan yang Jadi Inspirasi Karya Seni
Alam Taslim adalah seorang seniman mural dan ilustrator yang menciptakan karya Monster 'Igor' yang lahir dari hobinya makan mi instan goreng.
Penulis: Fatimah Artayu Fitrazana | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Lahir dari keluarga seniman di Surabaya, Alam Taslim telah diajari menggambar oleh orangtuanya. Dari situlah perjalanan Alam mengenal dunia seni rupa.
Setelah dewasa, Alam bekerja di perusahaan iklan selama sepuluh tahun. Karirnya desainer grafis hingga senior art director pernah dinikmatinya.
Sampai di tahun 2015, dia 'melahirkan' karya seni Monster Igor dan memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.
'Igor' merupakan singkatan dari Indomie goreng, karena Alam gemar menyantap mi instan. Sedangkan bentuknya yang menyerupai monster, dipilih karena menurutnya mi instan 'jahat' bagi kesehatan layaknya monster, namun sulit ditinggalkan.
Monster 'Igor' lahir karena Alam merasa posisinya sebagai art director itu kurang nyeni, mengingat dirinya tidak lagi menuangkan kreativitas melalui gambar dan desain, namun lebih ke konsep iklan.

Dengan menggambar satu desain Monster 'Igor,' karya Alam mendapatkan respon yang baik lingkungan sekitarnya.
Dia bahkan menerima pesanan merchandise Monster 'Igor' dari kerabat-kerabatnya.
Alam yang memiliki latar belakang pendidikan desain produk kemudian memutuskan pindah ke Ubud, Bali.
Di sini dia mulai mengeksplorasi seni lagi dan mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan hobinya menggambar Monster 'Igor.'
Sadar tak bisa mengandalkan penghasilan dari hobinya, Alam mengambil pekerjaan sampingan menjadi SPB (Sales Promorion Boy) dengan menjual baju selama tiga bulan.
Hingga akhirnya, dia menemukan pekerjaan yang menurutnya sesuai, yaitu menjadi manajer galeri di Denpasar.
"Karena kerja di sini, aku belok dari cuma produk ke ilustrasi yang dipamerkan. Jadi senimannya itu karena dari ini. Setelah itu, aku mulai ada pameran di Galeri Indonesia Kaya, ada pameran solo di Paviliun 28 Jakarta, dan art workshop," ungkapnya saat ditemui Tribunjogja.com di studionya, Silakan Masuk, pada akhir Juni lalu.
Di galeri ini, Alam juga mendapat ilmu baru, yaitu sebuah program seni yang disebut residensi, di mana kita berada di suatu tempat kemudian bertukar ilmu.
"Residensi pertamaku itu di Tobucil, Bandung. Aku memberikan konten di tempat itu, aku bikin pameran, mural, workshop, sharing session. Dan itu aku bawa (lagi) ke tempat lain," ujarnya.
Setelah dari Bandung, Alam sempat ke Yogyakarta untuk memamerkan Monster 'Igor' dan karya lainnya dan berbagi ilmu.
Selanjutnya, ia menyebrang pulau ke Sulawesi, tepatnya di Makassar.