Kata-kata Mutiara Sutopo yang Dikenang Presiden Jokowi dan Sosoknya di Mata Media Asing
Tak hanya diidolakan di tanah air, profesionalisme dan jasa mendiang 'Pak Topo' juga pernah diulas media-media luar negeri.
Dia juga tidak jarang mengunggah gambar ketika menjalani kemoterapi.
Ketika terjadi gempa berkekuatan 7.0 di Lombok pada Agustus 2018 yang membunuh 550 orang, dia masih bersedia menerima telepon awak media di sela perawatan.
Dan meski pun kanker itu menjalar ke tulang dan membuatnya dilanda kesakitan, Sutopo masih bersedia hadir dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung.
"Begitu ada bencana dan saya harus menggelar konferensi pers, adrenalin saya terpacu dan langsung saya melupakan rasa sakit. Namun begitu sampai di rumah, rasa sakit itu datang lagi," akunya.
Terlepas dari kondisinya itu, Pak Sutopo yang lahir di Boyolali, Jawa Tengah, sangat bersemangat ketika melayani wawancara sepanjang dua jam.
Ayah dari dua anak masing-masing berusia 12 dan 19 tahun itu mengaku berbaring membuatnya kesakitan hingga dia jarang tidur lebih dari tiga jam setiap malam.
Kiprahnya itu membuat Pak Topo diganjar berbagai penghargaan.
Grup anti-hoaks Mafindo memberi penghargaan atas upayanya memerangi kabar palsu jika terjadi bencana.
Sementara harian Singapura The Straits Times memasukkan pria yang mengidolakan Presiden Joko Widodo dan penyanyi Raisa itu sebagai Asian of the Year pada Desember ini.
Dan pada Minggu pukul 02.20 waktu Guangzhou, China (7/7/2019), Pak Topo dilaporkan meninggal dunia setelah berada di sana selama sebulan untuk menjalani pengobatan. (*)
==
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masuk Media AS New York Times, Informasi Sutopo Disebut Dinanti Warga Indonesia"