Yogyakarta
Suhu Dingin Pengaruhi Penularan Flu
Kandungan air di dalam tanah juga menipis, kandungan uap air di udara rendah, yang dibuktikan kelembaban udara rendah.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM. YOGYA - Belakangan ini suhu di Yogyakarta jauh lebih dingin dari biasanya, bahkan saat siang hari.
Namun ternyata, suhu dingin ini turut mempengaruhi penularan penyakit yakni flu.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan suhu dingin cenderung lebih lembab.
Dengan demikian kuman bisa berkembang lebih cepat.
Apalagi penularan flu melalui udara.
• Konsumsi Bawang Putih Mentah Tiap Hari Dapat Meminimalisir Flu hingga 63%
"Kalau suhu dingin cenderung lebih lembab, kuman bisa tumbuh dan berkembang. Suhu dingin bisa menumbuhkan kuman. Misal kita minum es, kemudian batuk. Nah itu karena ada kuman di tenggorokan, kena dingin kemudian berkembang. tetapi itu juga dipengaruhi oleh imun," katanya, Rabu (3/7/2019).
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, dan berperilaku sehat.
Yang tak kalah penting ia meminta masyarakat untuk minum air putih.
Air putih penting untuk menjaga metabolisme tubuh.
Jika tubuh kekurangan air putih, maka metabolisme tubuh akan terganggu.
• Suhu Dingin Memunculkan Fenomena Embun Es di Sejumlah Wilayah Pulau Jawa
"Saat ini suhu dingin ya, bahkan siang hari saja masih terasa dingin. Nah karena hawa dingin jadi tidak merasa haus. Tubuh kan menyesuaikan dengan hawa, sehingga menghangat secara otomatis. Nah ini namanya metabolisme. Kalau kurang minum tentu akan mengganggu metabolisme tubuh," jelasnya.
Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Staklim BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa menambahkan suhu dingin di Yogyakarta disebabkan oleh adanya pergerakan massa udara dingin dan kering dari Australia ke Asia, melewati Indonesia.
Tutupan awan realatif sedikit, dan pantulan panas dari bumi tidak tertahan oleh awan.
Kandungan air di dalam tanah juga menipis, kandungan uap air di udara rendah, yang dibuktikan kelembaban udara rendah.