Kisah Keluarga 42 Tahun Melarikan diri Ke Hutan, Beginilah Kondisi Mereka Saat Ditemukan Peneliti

Pada tahun 1978, sebuah ekspedisi geologis mengarungi belantara Siberia. Mereka sebuah pondok kayu sederhana di tepian sungai.

Editor: iwanoganapriansyah
IST/Toutiao
Agafia Lykova, satu-satunya yang bertahan hidup sejak yang melarikan diri ke hutan Siberia 

TRIBUNJOGJA.COM - Pada tahun 1978, sebuah ekspedisi geologis Soviet menggunakan helikopter untuk mengarungi belantara Siberia.

Saat mereka melakukan ekspedisi, menemukan hal yang membingungkan yaitu jejak penanaman manusia di lereng terbuka.

Padahal kawasan itu adalah hutan belantara yang mustahil untuk ditinggali oleh manusia.

Melansir Toutiao, hutan Siberia adalah salah satu tempat yang paling tidak cocok untuk kelangsungan hidup manusia di dunia.

Hutan konifer yang tak berujung, cuaca dingin yang keras, serigala dan beruang yang kelaparan tentu membahayakan nyawa manusia.

Para ahli geologi sangat ingin tahu misteri penemuan tersebut, maka mereka mengikuti jejak tersebut dan dituntun menuju sebuah pondok kayu sederhana di tepian sungai.

Pondok kayu tersebut sangat sempit dengan kamar kotor, dan dingin dipenuhi kulit kentang dan kulit pinus halus di lantai.

(Simak video lengkap tentang Agafia Lykova yang bertahan hidup di hutan Siberia di bagian akhir tulisan ini. )

Sulit dipercaya siapapun yang tinggal disini tentu sangat luar biasa karena cuacanya yang sangat dingin.

Namun, siapa sangka rumah ini adalah pondok bagi sebuah keluarga bernama Lykova, setelah ilmuwan memasuki gubuk tersebut.

Mereka menemukan, dua anak bungsu tersebut ketakutan karena mereka belum pernah melihat manusia lainnya.

Menurut keterangan, keluarga itu memasuki hutan belantara Siberia pada tahun 1936 dan terisolasi selama 42 tahun.

Keluarga itu melarikan diri dari kontak luar dan mengisolasi diri selama 42 tahun, namun beberapa di antaranya mati secara misterius.

Kepala keluarga itu adalah Karp Lykov, seorang pengikut upacara lama Gereja Ortodoks Rusia, yang berulang kali dianiaya dalam sejarah Rusia.

Tahun 1936, saudaranya terbunuh oleh patroli tentara merah, maka dia memutuskan untuk melarikan diri ke hutan Siberia bersama itrinya Akulina, dan dua anaknya Son Savin dan putrinya Natalya.

Beberapa tahun kemudian, Karp dan Akulina memiliki putra dan putri lain, bernama Dmitry dan putrinya Agafia.

Selama 42 tahun mereka menghindari kontak dengan dunia luar dan menjalani kehidupan mandiri yang sulit.

Masalah makan mereka bergantung pada kentang dan gandum yang ditanamnya sendiri, serta membuat peralatan sendiri.

Tahun 1961, Siberia mengalami embun beku yang keras tanaman, meraka mati, dan keluarga ini hanya bisa makan seadanya.

Akulina meninggal kelaparan, karena memberikan makanannya untuk anaknya.

Keluarga Lykova juga terkejut ketika diberi tahu bahwa Stalin telah mati dan Perang Dunia II telah berakhir.

Kemudian, para ilmuwan juga memberikan hadiah pada keluarga Lykova, namun mereka menolak meninggalkan hutan dan memasuki dunia yang beradab.

Kematian Beruntun

Sayangnya, setelah keluarga Lykova ditemukan dunia luar, kematian beruntun terjadi di keluarga ini dalam 3 tahun berikutnya.

Dmitry meninggal karena paru-paru sedangkan empat lainnya meninggal secara misterius, menurut ilmuwan mereka meninggal karena terlalu lama terisolasi.

Kontak dengan dunia luar meyebabkan penyakit modern yang dibawa dunia luar membuatnya meninggal.

Hanya Agafia satu-satunya yang sembuh dari penyakit, tahun 1988 Agafia menjadi satu-satunya keluarga Lykova yang masih hidup.

Simak video lengkap tentang Agafia Lykova yang bertahan hidup di hutan Siberia di bagian akhir tulisan ini. (Intisari/Afif Khoirul M)

.

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved