Ramadan
Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Terima Santri dari Berbagai Kalangan
Di sini, pondok pesantren dibuat dan dikelola demi mewujudkan harmoni antar sesama umat manusia yang dipadukan dengan nilai kebersamaan, egaliter, ket
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di pondok pesantren ini, semua orang diterima dengan pintu terbuka.
Tak peduli latar belakang agama, kehidupan sosial, jabatan, asal negara atau statusnya di masyarakat.
Di sini, pondok pesantren dibuat dan dikelola demi mewujudkan harmoni antar sesama umat manusia yang dipadukan dengan nilai kebersamaan, egaliter, keterbukaan dan kesantunan.
Namanya Pondok Pesantren Nurul Ummahat yang berlokasi di Kotagede, Yogyakarta.
Posisi letak bangunan sedikit masuk dari jalan kampung, namun sangat mudah ditemukan dan berada satu kompleks dengan beberapa pondok pesantren lainnya.
Sederhana, adalah kesan pertama yang terasa di pondok pesantren ini.
• Gereja Katolik St. Yusup Bintaran Gelar Buka Bersama dengan Warga
Oleh pendirinya, Abdul Muhaimin, ponpes ini memang dikhususkan menerima para santri putri.
Sementara Abdul Muhaimin sendiri, dikenal sebagai salah satu tokoh lintas agama di Yogyakarta maupun nasional.
Muhaimin, juga kerap diundang ke berbagai acara diskusi multi kultur dan budaya ke beberapa negara.
Meski bangunan tak sebesar sejumlah pondok pesantren terkemuka lain di Yogyakarta, Ponpes Nurul Ummahat punya ciri khas yang menjadikan pondok ini punya karakter kuat.
Salah satunya memperbolehkan seseorang non muslim datang untuk menjadi santri.
Bahkan, orang yang ‘tak beragama’ sekalipun.
• Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah, Ajak Santri Mondok Sambil Kuliah, Bukan Kuliah Sambil Mondok
“Pesantren ini memang dirancang terbuka bagi siapa saja dengan berbagai latar belakang. Di sini tidak memandang perbedaan agama, suku, dan ras. Umat agama Budha, Hindu, Kristen dan agama lain bisa tinggal dan menjadi santri. Yang tidak beragama pun juga boleh datang ke pesantren ini,” kata Muhaimin.
Atas prinsip yang disuarakan Muhaimin ini, sejak pondok ini berdiri tahun 1988 silam, beberapa kali terdapat umat beragama non muslim datang untuk menjadi santri.
Tak hanya dari dalam negeri, bahkan umat non muslim tersebut juga berasal dari negara-negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat dan Cina.
