Ramadan
Serunya Berbuka Bareng 3 Ribu Orang di Kampung Ramadan Jogokariyan
Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) menjadi salah satu tujuan populer dan legendaris bagi umat muslim di Yogyakarta jelang berbuka.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Setiap harinya, makanan berbuka dimasak secara bersama-sama oleh para ibu yang tinggal di Kampung Jogokariyan.
Panitia menyiapkan seluruh bahannya, sehingga para ibu tinggal memasak.
Biaya berbuka dan berbagai kegiatan lainnya di KRJ berasal dari infaq umat mesjid.
Tahun ini saja dana yang disiapkan sebesar Rp 800 juta.
"Per harinya sekitar Rp 30 juta hingga Rp 35 juta," kata Edo.
Sementara itu, untuk pasarnya sendiri panitia menyediakan 300 lapak.
Namun Edo memperkirakan ada lebih dari 300 pedagang.
Sebab ada yang berjualan menggunakan gerobak sendiri.
Panitia bahkan turut memodali para pedagang yang membutuhkan, jika mereka memang membutuhkan dan mengajukan.
• Kampung Ramadan Jogokariyan Resmi Dibuka
"Kalau dulu malah kami beli jika dagangannya tidak laku. Tapi kalau sekarang pedagangnya sudah paham bagaimana cara berjualan yang ideal," kata Edo yang sudah menjadi takmir masjid sejak duduk di bangku SMP.
Menurutnya, justru saat berbuka bersama itulah yang menjadi momen spesial dan berbeda bagi pengunjung Jogokariyan.
Bahkan mereka rela datang berkali-kali agar bisa merasakan momen tersebut.
Seperti Nikita, mahasiswi dari UII ini rela datang dari jauh lantaran penasaran dengan KRJ.
Menurutnya, pemanfaatan dana kas Mesjid Jogokariyan menjadi yang terunik untuk ditelusuri.
"Apalagi kan saldonya selalu nol karena pasti digunakan untuk berbagai kegiatan masjid, seperti berbuka bersama itu," kata Nikita yang datang bersama teman-temannya.(TRIBUNJOGJA.COM)