Gunungkidul
Semakin Langka, Harga Belalang di Gunungkidul Meroket
Pertengahan bulan puasa ini, jumlah belalang di Gunungkidul semakin menipis.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pertengahan bulan puasa ini, jumlah belalang di Gunungkidul semakin menipis.
Padahal, selama ini belalang diolah menjadi belalang goreng dan jadi makanan khas daerah Gunungkidul.
Seorang pedagang belalang goreng di Jalan Wonosari-Yogyakarta Karjiyem (45) mengatakan, akibat dari kelangkaan belalang, harga belalang mentah saat ini mengalami perkilogramnya mencapai Rp 100 ribu.
Jika dijual dalam bentuk matang belalang mencapai harga Rp 500 ribu.
• Dua Rekomendasi Brand Fashion Lokal Kekinian
"Sekarang belalang dibeli dari pengepul-pengepul, mereka mendapat belalang dari luar daerah Gunungkidul seperti Kulon Progo, Purworejo, sampai Kebumen. Kalau di Gunungkidul belalang sudah jarang ditemui," katanya pada Tribunjogja.com, Selasa (21/5/2019).
Ia mengatakan, untuk membuat satu kilogram belalang goreng dirinya membutuhkan belalang mentah sebanyak 2-3 kilogram, karena jika digoreng belalang mengalami penyusutan.
Lanjut Karjiyem dirinya sebelum berjualan belalang goreng adalah sebagai petani.
Namun karena menjadi petani dinilai kurang menjanjikan, dirinya bersama suaminya banting stir menjadi pedagang belalang goreng.
"Saya jadi pedagang belalang goreng sejak empat tahun lalu karena jualan belalang lebih menguntungkan daripada bertani, satu toples kecil dijual seharga Rp 25 ribu," imbuhnya.
• Kemenag Gunungkidul : Masyarakat Harus Berlapang Dada Atas Hasil Pilpres 2019
Karjiyem yang berdomisili di Dusun Karangasem, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari tersebut menyebut, tiap harinya harus menempuh belasan kilo untuk mencapai tempatnya berjualan dengan menggunakan sepeda motor.
"Tiap harinya ya membawa kompor dan tabung gas karena belalang ini kan digoreng di tempat jadi ya harus membawa peralatan untuk menggoreng. Jadi belalang sudah dibersihkan dari rumah nanti sampai di tempat jualan tinggal memberikan bumbu dan menggoreng saja," katanya.
Dirinya mengklaim bahwa belalang buatannya mampu bertahan selama satu minggu, jika dimasukkan ke dalam toples.
Ia mengakui saat puasa seperti ini jualannya cenderung menurun dibandingkan hari-hari biasa.
"Kalau puasa seperti ini turun biasanya sehari 15 toples kalau puasa kurang dari itu tetapi saat lebaran biasanya permintaan belalang goreng naik karena pemudik atau pengunjung wisata banyak yang penasaran untuk mencoba, dan harga mentahnya bisa naik lagi," katanya.
• Pantau Kinerja PNS, Pemkab Gunungkidul Telah Terapkan Aplikasi Mobsi
Ia mengatakan tahun lalu saat Idulfitri, harga belalang mentah mencapai Rp 260 ribu.
Hal tersebut membuat dirinya mau tidak mau harus menaikkan harga jual per toplesnya.
"Saat ini (puasa) saja sudah susah cari belalang mentah apalagi nanti pas lebaran pasti harga belalang mentah naik itu pun harus berebut dengan pedagang lainnya. Belalang biasanya banyak saat musim panen padi, sementara sekarang sudah tidak musim panen," ujarnya.
Tak jauh beda dengan Karjiyem, pedagang lainnya bernama Andriyani (27) mengaku saat ini harga belalang sudah mulai naik dan dirinya kesulitan untuk mencari belalang mentah.
"Di Gunungkidul sudah sulit untuk dapat belalang. Kebanyakan belalang dari Kulon Progo dan daerah lain di Jawa Tengah seperti Purworejo dan Kebumen. Tahun baru maupun lebaran tahun lalu pun harga belalang mentah sampai Rp 200 ribu per kilo itupun barangnya tidak ada," katanya. (*)