Yogyakarta International Airport

Konstruksi Jalur Kereta Yogyakarta International Airport Segera Dibangun

Titik pemberangkatannya antara lain dari Stasiun Maguwo, Stasiun Tugu, Stasiun Wates, dan titik akhir pemberhentian di Stasiun Wojo

Konstruksi Jalur Kereta Bandara Internasional Yogyakarta Segera Dibangun

PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops 6 Yogyakarta memastikan bahwa jalur kereta api khusus menuju Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) alias Yogyakarta International
Airport (YIA) di Temon, Kabupaten Kulon Progo akan segera dibangun. Konstruksi fisiknya dimungkinkan berjalan mulai tahun ini.

Kepala PT KAI Daops 6 Yogyakarta, Eko Purwanto mengatakan informasi terakhir yang didapatkannya dari manajemen pusat, jalur kereta khusus bandara itu akan segera
berjalan konstruksinya.

Yakni, pembangunan trase jalur dari Stasiun Kedundang menuju gedung terminal penumpang di Bandara YIA.

Tahapan-tahapan pembangunan menurutnya sudah berjalan, termasuk sosialisasi kepada warga yang lahannya bakal terdampak pembangunan jalur kereta tersebut.

Sedangkan pembangunan nantinya akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

"Informasinya, tahun ini akan dimulai konstruksinya. Stasiunnya (Kedundang) akan dibuat baru lagi oleh DJKA," kata Eko seusai memantau jalur rel menyambut Lebaran 2019
di Stasiun Wates, Kamis (16/5/2019).

Sementara ini, akses transportasi massal menggunakan kereta api untuk para penumpang penerbangan di YIA dilayani oleh satu rangkaian kereta.

Melihat Geliat Pasar Sore Kauman, Tempat Berburu Kuliner Penganan Legendaris di Yogyakarta

Eko menyebut, KA tersebut dirancang dedicated untuk melayani penumpang YIA dan beroperasi reguler secara rutin setiap harinya.

Titik pemberangkatannya antara lain dari Stasiun Maguwo, Stasiun Tugu, Stasiun Wates, dan titik akhir pemberhentian di Stasiun Wojo, Kabupaten Purworejo.

Skema yang sama juga berlaku untuk mengangkut penumpang dari YIA yang hendak meneruskan perjalanan menggunakan kereta api.

Eko mengatakan, perjalanan kereta bandara itu disusun menyesuaikan jadwal penerbangan di YIA meski sementara ini baru ada satu jadwal kedatangan dan keberangkatan
pesawat yakni dari maskapai Citilink.

Sedangkan ke depannya, seiring rencana penambahan penerbangan di bandara tersebut, pihaknya juga akan menyesuikan jadwal kereta. Di antaranya, mengoperasikan kereta
api sampai malam jika ada penerbangan malam.

Rekayasa operasi perjalanan dengen menghentikan kereta reguler tertentu di Stasiun Wojo juga akan dilakukan apabila diperlukan.

Hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi keterlambatan kereta maupun pesawat sehingga penumpang tetap bisa terangkut.

Lima Desa Terdampak Digambarkan di Tiap Gate Bandara YIA

Pihaknya terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, terutama maskapai penerbangan untuk mensinkronkan jadwal tersebut.

"Kami juga sudah bertemu dengan PT Angkasa Pura I dan manajemen Garuda Indonesia di Yogyakarta. Komunikasi terus kami lakukan supaya sinkron jadwalnya sehingga
penumpang bandara bisa terlayani dengan baik," kata Eko.

Di luar itu, ia menegaskan bahwa Stasiun Wojo sudah sepenuhnya siap untul pelayanan dan operasional kereta bandara itu.

Stasiun tersebut sudah menjual tiket dan kini banyak agen perjalanan yang meliriknya karena ada potensi untuk dimasukkan dalam paket perjalanan sebagai moda
transportasi lanjutan setelah penumpang turun dari pesawat.

"Banyak agen tour and travel yang menggunakan kereta dan sudah mengecek Wojo. Beberapa sudah meliriknya karena ada potensi jika diminati,: kata Eko.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan jalur rel Kedundang-YIA itu nantinya mencapai panjang 5 kilometer dan melewati beberapa wilayah desa di
Temon.

Di antaranya Glagah, Palihan, dan sekitar Kedundang itu sendiri.

Jalurnya merupakan jalur ganda (double track) sehingga perjalanan kereta api pulang pergi melalui jalur yang sama.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menurutnya menargetkan bahwa jalur rel itu bisa rampung dibangun pada 2020.

Mereka berharap bisa cepat menyelesaikannya dengan bantuan pemerintah daerah.

"Jalurnya ada yang di tanah dan ada juga yang melayang. Ini akan lebih efisien daripada harus menguruk dengan biaya mahal," kata Hasto. ( Tribunjogja.com |Singgih Wahyu) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved