Bantul
Waspada Siklus Lima Tahunan, Kasus DBD di Bantul Hingga April Capai Angka 491
Dinas Kesehatan (Dinkes) bantul mencatat, angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 491 hingga April lalu.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) bantul mencatat, angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 491 hingga April lalu.
Dari 491 kasus tersebut, 1 orang meninggal dunia.
Belum ada setengah tahun berjalan, angka tersebut meningkat dibanding 2018 lalu yang hanya 182 kasus.
Pada Januari 2019, tercatat baru 91 kasus dan Februari 104 kasus.
Angka tersebut semakin meningkat drastis pada Maret sebanyak 137 kasus dan April 159 kasus.
• 7 Langkah Mencegah Penyakit DBD Akibat Nyamuk Aedes aegypti
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Fauzan menyebut, penyebaran DBD di Bantul hampir ada seluruh kecamatan.
Namun kasus terbanyak berada di Kecamatan Kasihan, Kecamatan Banguntapan, dan Kecamatan Sewon.
"Memang berada di daerah endemis, padat, dan mobilitas masyarakat tinggi," kata Fauzan, Rabu (15/5/2019).
Ia menambahkan, puncak DBD terjadi di awal tahun karena saat itu juga merupakan puncak musim hujan.
Hal tersebut menyebabkan banyak terjadi genangan air yang menjadi sarang nyamuk.
• Kasus DBD Masih Tinggi, Permintaan Trombosit di PMI Kota Yogya Naik 60 Persen
Disinggung soal fogging, menurut Fauzan cara tersebut hanya satu dari sekian pencegahan yang dapat dilakukan.
"Fogging salah satu bagian saja untuk membunuh nyamuk dewasa. Memberantas sarang nyamuk yang penting," ujarnya.
Fogging harus disertai tindakan lain untuk pemberantasan sarang nyamuk.
Menjaga kebersihan lingkungan masih diperlukan agar tak timbul sarang nyamuk.
Lanjutnya, saat ini memang telah ditemukan bakteri wolbachia yang dapat membuat nyamuk tak berkembang biak.