Jawa
Beduk Karya Perajin asal Grabag Magelang Rambah Pasar Internasional
Perajin berusia 61 tahun itu sudah 28 tahun membikin instrumen penanda waktu salat di masjid tersebut.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Pohon dengan diameter besar tersebut sudah jarang ditemukan di Magelang, sehingga kayu harus diambil dari wilayah Purworejo, Semarang, dan Temanggung.
Harga kayu kurang lebih Rp 40 sampai 60 juta.
Bentuknya potongan-potongan kayu yang besar.
Kurang lebih kayu itu dapat dibikin lima beduk.
Setelah dikeringkan, bahan kayu itu langsung dikreasikan jadi beduk.
Zaemadi dibantu oleh 10 pekerja perajin bedug.
Begitu kayu sudah terbentuk beduk.
Tahap selanjutnya adalah pengulitan.
Kulit beduk sendiri juga dicarikan kulit sapi yang khusus.
Kulit sapi jawa terutama.
Kulit sapi varietas itu dinilai lebih kuat.
Sementara untuk kulit sapi peranakan metal atau lainnya, kulitnya terlalu tebal.
Bagian luar beduk juga diukir dengan ornamen-ornamen bunga dan kaligrafi.
Begitu juga tiang-tiang penyangganya.
Di badan beduk, diukir sebait lafal dari bacaan azan ''Hayya Alas Salah, Hayya Alal Falah'' artinya Mari menunaikan salat, Mari meraih kemenangan".