Yogyakarta International Airport
Kisah Warga Lokal Mengadu Nasib di Yogyakarta International Airport, Guru PAUD Ubah Haluan
Terminal YIA saat ini hanya ramai oleh lalu lalang pegawai PT Angkasa Pura I, pekerja konstruksi, serta para pramuniaga gerai komersial
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Iwan Al Khasni
"Suami juga mendorong supaya kerja di bandara karena untuk perbaikan nafkah. Saya bersyukur bisa kerja. Anak-anak diasuh sama uti (nenek) kalau saya sedang kerja,"
kata Rubiyah.
Lain lagi cerita Gusanti Yulia, rekan sebidang Rubiyah. YIA merupakan tempat kerja pertamanya setelah lulus dari SMAN 1 Lendah, tahun lalu.
Gadis 19 tahun asal Pandowan, Kecamatan Galur ini langsung mendaftarkan diri ketika BLK Kulon Progo membuka lowongan pelatihan kerja berikut penempatannya di YIA. Ia
tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu karena disadarinya mencari kerja tak semudah membalik telapak tangan.
"Apalagi perekrutannya diutamakan dari warga Kulon Progo. Apa yang ada di depan mata, kita ambil saja. Saya senang bisa kerja di sini," kata Yulia.
Hal senada juga diungkapkan Ashara Andriansah Fariski, warga Gerbosari, Kecamatan Samigaluh yang kini bekerja sebagai petugas Avsec YIA. Ia sebelumnya mendaftar
melalui program pendidikan yang digelar Disnakertrans Kulon Progo dan AP I.
Peserta yang terpilih dalam program itu lalu disekolahkan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Jawa Barat selama sebulan dan lulusannya direkrut
menjadi Avsec YIA. Meski mayoritas berasal dari Kulon Progo, ada juga petugas Avsec yang berasal dari beberapa wilayah lain di DIY, Jawa Tengah, dan lainnya.
Ashara mengaku bangga dan lega bisa bekerja sebagai Avsec di bandara yang ada di kampung halamannya ini. Ia sebelumnya sudah beberapa kali mengikuti seleksi menjadi
anggota TNI dan Polri namun keberuntungan belum menghampirinya.
"Bangga bisa bertugas di bandara baru ini. Tugas saya mengamankan wilayah terminal meski sekarang belum ada pesawat dan penumpang. Kami terus standby," jelas lelaki 23
tahun ini.
Tak hanya lulusan SMA, beberapa pekerja YIA lainnya juga berijazah sarjana. Di antaranya Garnis Listiyani, perempuan yang baru lulus dari Jurusan Sastra Inggris sebuah
perguruan tinggi di Yogyakarta pada 2017 lalu.
Warga Wijimulyo, Kecamatan Nanggulan itu kini bekerja sebagai pramuniaga di Galeri UMKM DIY, di pojok boarding lounge YIA. Ia sebelumnya bekerja sebagai mentor les di
sebuah lembaga bimbingan belajar dan nyambi jadi admin sebuah toko daring.
"Saya memilih kerja di sini untuk cari pengalaman dan mempraktikkan ilmu," jelasnya.
Juru Bicara Proyek Pembangunan YIA sekaligus Pejabat Sementara General Manager YIA, Agus Pandu Purnama mengatakan mayoritas pegawai yang bekerja itu merupakan warga
Kulon Progo serta DI Yogyakarta.
Hal ini telah menjadi komitmen AP I sejak awal rencana pembangunan untuk menyerap tenaga kerja lokal dari wilayah setempat. Tak hanya di masa kontruksi melainkan juga
di tahap operasi bandara.
YIA Harus Jadi Ikon Konektivitas Joglosemar

Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) alias Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) didorong untuk menjadi ikon konektivitas kawasan Joglosemar (Yogyakarta,
Solo, Semarang).