Superball
Ditahan Sriwijaya FC 1-1, Pelatih Perseru Badak Lampung FC Kurang Puas dengan Performa Tim
Perseru Badak Lampung FC menjalani laga uji coba melawan Sriwijaya FC di Lapangan Yogyakarta International School (YIS), Sleman, Selasa (30/4/2019).
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perseru Badak Lampung FC menjalani laga uji coba melawan Sriwijaya FC di Lapangan Yogyakarta International School (YIS), Sleman, Selasa (30/4/2019) sore.
Menurunkan mayoritas pemain lapis kedua, anak asuh Jan Saragih menuai hasil imbang 1-1 pada pertandingan tersebut.
Gol Perseru Badak Lampung FC tercipta sekitar menit 50.
• Sewindu Tribun Jogja, Bertekad Jadi Media Rujukan dalam Era Revolusi Industri 4.0
Adalah TA Musafri, striker gaek yang sempat memperkuat tim-tim mentereng tanah air dan Timnas Indonesia mencetak gol lewat titik putih.
Penalti diberikan setelah Tri Handoko, pemain yang masuk radar pengamatan Perseru Badak Lampung FC dijatuhkan di kotak penalti.
Selama laga berjalan, Perseru Badak Lampung FC memang lebih banyak ditekan oleh Laskar Wong Kito.
Bertubi tubi pemain bertahan mereka harus jatuh bangun menahan gempuran deretan penyerang Sriwijaya FC.
Bahkan menit 22, upaya Arthur Irawan menghalau upaya penetrasi salah satu pemain Sriwijaya FC berbuah penalti.
• PSS Sleman Ditahan Imbang Badak Lampung FC Tanpa Gol, Seto Sebut Tak Ada Greget
Ketenangan Yongki Ariwibowo yang dipercaya sebagai algojo tendangan penalti berbuah hasil dan membuat Perseru Badak Lampung FC tertinggal di babak pertama.
Masuknya beberapa pemain seleksi di babak kedua termasuk Tri Handoko lalu membuat permainan Perseru Badak Lampung FC lebih bervariasi.
Usai laga, Jan Saragih mengamini jika sedang memantau sejumlah pemain baru untuk dibidik.
Seperti Wahyu dan Erdin keduanya eks Persiba Bantul.
Ditambah dua pemain dari UNY serta satu pemain dari Gresik. Ditambah lagi, Tri Handoko, penyerang mungil esk PSS Sleman, Persis Solo dan PSIM Yogyakarta.
Sementara dari laga kemarin, Jan Saragih masih kurang puas dengan performa anak asuhnya.
Ini terlihat dari performa pemain yang mayoritas adalah lapis kedua masih cukup jauh dengan pemain inti.