Yogyakarta
Keluar dari Zona Nyaman, Tukin Jadi Cambuk untuk Buat PNS Kompetitif
Adanya tukin yang diperkirakan jauh lebih besar dari tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) ini diharapkan menjadi cambuk bagi para PNS
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tunjangan Kinerja (Tukin) untuk pegawai negeri sipil (PNS) tengah digodok oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY.
Adanya tukin yang diperkirakan jauh lebih besar dari tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) ini diharapkan menjadi cambuk bagi para PNS agar lebih kompetitif dan tidak bertahan dalam zona nyaman.
“Tukin ini prinsipnya tidak ada lagi comfort zone (zona nyaman) namun akan menciptakan competitive zona (zona kompetitif). Sehingga, kinerja meningkat dan para PNS produktif,” kata Sekda DIY, Gatot Saptadi saat ditemui Tribun Jogja di ruang kerjanya, Selasa (16/4/2019).
Baca: Akademisi Minta Evaluasi Pelaksanaan Tukin Harus Rutin
Sehingga, nantinya dengan adanya tukin mampu memacu kinerja yang maksimal.
Gatot pun menyebut bukan tidak mungkin, Tukin akan menjadi salah satu pendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
Hal ini karena dengan produktivitas pegawai, otomatis pelayanan juga baik.
“Intinya kami ingin menata pemberian tukin kepada ASN sesuai dengan porsi yang ada. Kinerja yang dinilai, ada reward yang pantas, kinerja baik, maka PAD bisa meningkat dan uang lebih banyak,” urainya.
Meski demikian, Gatot mengingatkan tukin bukan sebatas untuk menambah penghasilan bagi ASN.
Namun ini adalah siklus manajemen SDM dan kepegawaian.
Penerapan sistem meritokrasi pun akan diukur dengan penilaian kinerja.
Baca: Kemenag DIY Benarkan Oknum ASN Kanwil Kemenag Sleman Terlibat Kasus Asusila
“Bahkan, untuk pengisian pejabat pun akan sangat mudah dan terukur dengan penilaian ini. Semuanya akan terlihat sesuai kinerja, meski juga ada penilaian tertutup dari manajemen pengelolanya nanti,” katanya.
Untuk PNS yang malas-malasan pun akan tercatat dan tentu saja akan mendapat tukin yang berbeda dari yang produktif.
Sementara, untuk pengisian jabatan pun akan terlihat list atau daftar pegawai potensial sesuai dengan tingkat dan kualitas kinerjanya.
Apalagi, ada teknologi informasi yang digunakan untuk menilai dan mencatat apa saja yang dikerjakan masing-masing pegawai.
“Secara teknisnya nanti akan disusun dan itu akan menggunakan catatan berupa digital atau manual. Ada lah nanti,” paparnya. (TRIBUNJOGJA.COM)