Homo Luzonensis Dianggap Temuan Sensasional Setelah Hobbit dari Flores

Perawakan kecil Homo luzonensis juga dapat menyebabkan beberapa sifat tulang tampak lebih primitif daripada yang sebenarnya

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
RT
Fosil manusia purba kerdil yang ditemukan di Flores diperkirakan telah berusia 700.000 tahun. 

Homo Luzonensis Dianggap Temuan Sensasional Setelah Hobbit dari Flores

TRIBUNJOGJA.COM, MANILA – Temuan Homo luzonensis ini bagi kalangan ahli menunjukkan bahwa pada 12.000 tahun lalu, ketika zaman Pleistosen hampir berakhir, hominin-hominin di Asia memiliki keanekaragaman yang mengejutkan.

Banyak ilmuwan memuji penelitian ini karena ketelitiannya, mendefinisikan spesies hanya dari 13 tulang dan gigi kecil itu sesuatu yang rumit.

Meskipun para ilmuwan berusaha untuk mengekstraksi DNA, mereka tidak berhasil, seperti yang biasa terjadi pada sampel yang telah terendapkan selama ribuan tahun dalam panas dan kelembaban daerah tropis.

Peneliti Temukan Spesies Baru Manusia Purba, Homo Luzonensis di Filipina

Perawakan kecil Homo luzonensis juga dapat menyebabkan beberapa sifat tulang tampak lebih primitif daripada yang sebenarnya. Namun perlu lebih banyak sampel tulang lagi.

Foto-foto gigi dan tulang kaki
Foto-foto gigi dan tulang kaki (Callao Cave Archeology Project)

Hal ini dikemukakan John Hawks, seorang paleoanthropolog di University of Wisconsin-Madison yang tidak terlibat dalam penelitian ini.  Peneliti lain lebih percaya diri dalam mengangkat Homo luzonensis sebagai spesies baru.

"Tim telah melakukan pekerjaan yang sangat teliti dan terpuji dalam menggambarkan fosil-fosil baru ini, dan penamaan mereka atas spesies baru, menurut pendapat saya, adalah sah," arkeolog Griffith University Adam Brumm, pakar Homo floresiensis yang tidak terlibat dengan penelitian.

"Ini adalah temuan yang benar-benar sensasional," katanya. Penulis utama studi, Florent Détroit, seorang dosen di Museum Nasional Sejarah Alam Prancis, menambahkan "spesies" adalah kategori buatan manusia yang bertujuan untuk memperjelas sejarah evolusi, tidak harus realitas biologis yang keras dan cepat.

Tulang kaki manusia goa Callao
Tulang kaki manusia goa Callao (Callao Cave Archeology Project)

Selain temuan fosil tulang kaki dan gigi, para peneliti bergembira menemukan tanda-tanda penggunaan alat yang berkaitan kehidupan Homo Luzonensis itu.

Makalah 2010 yang memperkenalkan temuan fosil tulang kaki gua Callao, menyebutkan tulang rusa yang ditemukan dalam sedimen yang sama memiliki bentuk seperti bekas potongan batu.

Michael Petraglia, seorang ahli paleoantropologi di Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia, mengambil tulang sebagai tanda Homo luzonensis adalah pembuat alat dan pemburu yang mahir.

Ada juga bukti bahwa Homo luzonensis, atau hominin kuno lainnya, hidup di Luzon bahkan lebih jauh ke masa lalu.

Pada tahun 2018, Mijares dan rekan-rekannya mengumumkan penemuan alat-alat batu dan kerangka badak yang telah dibantai yang berumur lebih dari 700.000 tahun, ditemukan tidak terlalu jauh dari Gua Callao.

Karena perbedaan waktu antara sisa-sisa dan situs alat, sulit untuk mengatakan apakah pengguna alat batu adalah pendahulu Homo luzonensis atau hominin yang tidak terkait.

Kemiripan fisik Homo luzonensis dan Homo floresiensis menarik perhatian, menimbulkan pertanyaan apakah nenek moyang mereka berinteraksi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved