Pendidikan
Farrel, Tuna Netra Pertama di Indonesia UNBK dengan JAWS
JAWS merupakan sebuah aplikasi produksi Amerika Serikat untuk membantu penyandang disabilitas, khususnya tunanetra dan low vision.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tak banyak orang yang paham apa itu Job Access With Speech (JAWS).
JAWS merupakan sebuah aplikasi produksi Amerika Serikat untuk membantu penyandang disabilitas, khususnya tunanetra dan low vision.
Melalui aplikasi tersebut semua tulisan akan dikonversi menjadi suara, sehingga tulisan yang tertera di layar komputer atau laptop seolah dibacakan.
Aplikasi itu juga yang digunakan oleh Alexander Farrel Rasendriya H (18), siswa kelas XII SMAN 3 Yogyakarta.
Baca: 8 Langkah Mudah Quick and Fresh Make Up Look dari Emina Cosmetics
Farrel diklaim menjadi siswa pertama di Indonesia yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Pelajar kelahiran Yogyakarta, 23 Januari 2001 itu mengatakan dirinya sudah terbiasa menggunakan aplikasi tersebut, sehingga ia merasa lebih mudah mengerjakan dengan JAWS daripada huruf braille.
"Sudah menggunakan JAWS dari SD, lalu diteruskan sampai sekarang. Sebelum menggunakan JAWS ya pakai braille biasa, tetapi kemudian dikenalkan dengan JAWS akhirnya lebih nyaman menggunakan JAWS," katanya saat ditemui wartawan di SMAN 3 Yogyakarta, Senin (8/4/2019).
Menurutnya aplikasi JAWS lebih memudahkannya dalam proses pembelajaran.
Cukup dengan menggunakan laptop, semua materi pembelajaran bisa dikonversi menjadi suara.
Namun sayangnya JAWS hanya bisa membaca tulisan saja, tidak untuk gambar dan grafik.
"Kalau pakai JAWS itu lebih mudah, lebih gampang dalam memahami pelajaran, dan lebih cepat. Kalau pakai braille kan harus mengeja satu-satu, jadi lebih lama. Apalagi selama sekolah saya di sekolah reguler, memudahkan guru-guru juga. Guru tinggal kasih materi softfile saja,"sambungnya.
Selama UNBK, ia pun tidak mengalami hambatan. Ia menggunakan komputer sekolah yang sudah diinstall dengan aplikasi JAWS.
Untuk mendengarkan soal, sekolah juga sudah menyediakan headset untuknya.
"UNBK lancar saja, tidak ada kendala, belum pernah error juga. Kalau pakai JAWS waktu mengerjakan jadi lebih singkat. Cuma kalau untuk soal yang bergambar atau grafik nanti ada guru pendamping yang membacakan. Guru pendamping selalu ada, ya untuk membantu kalau nanti ada kesulitan," jelasnya.
Ia berharap tidak hanya dirinya saja yang bisa menikmati kemudahan teknologi sepeti JAWS.
Menurutnya penting bagi Disdikpora DIY untuk melihat teknologi tersebut, sehingga bisa memudahkan penyandang disabilitas sepertinya.
Waka Humas SMAN 3 Yogyakarta, Agus Santoso mengungkapkan sebelumnya sekolah belum memiliki pengalaman mendampingi siswa tunanetra.
Meski demikian sekolah berusaha sebaik mungkin dalam mendampingi.
"Jadi saat UNBK kami tanyakan kamu biasanya pakai apa? Dia (Farrel) bilang biasanya pakai JAWS. Lalu kami laporkan ke dinas soal penggunaan aplikasi ini, dan disetujui. Akhirnya ya Farrel menggunakan JAWS untuk UNBK" ungkapnya.
Selama empat hari pelaksanaan UNBK, tidak ada masalah yang terjadi, sehingga UNBK berjalan dengan lancar.
Sementara itu, Kabid Perencanaan dan Pengembangan Mutu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Didik Wardaya akan berupaya agar aplikasi JAWS bisa dikembangkan, sehingga memudahkan bagi penyandang tunanetra dan low vision.
Namun demikian, tidak mudah baginya untuk menggunakan aplikasi tersebut. Hal itu karena tak jarang penyandang disabilitas tidak hanya memiliki satu ketunaan saja.
"Memang aplikasi JAWS ini baru pertama kali digunakan di SMA reguler, dan siswa SMA 3 Yogyakarta itu memang tergolong cerdas dan jadi satu-satunya yang menggunakan. Kami akan berupaya supaya aplikasi ini bisa dikembangkan dan bisa memudahkan proses pembelajaran," tambahnya.
"Bahkan saat ini pusat juga sedang mengkaji aplikasi JAWS, barangkali nanti semua siswa disabilitas juga bisa ikut UNBK. Selama ini kan kalau tunanetra pakai kertas, pakai braille atau dibacakan oleh guru pendamping," tutupnya. (*)