Travel
Mengenal Museum History of Java, Museum yang Terapkan Teknologi Canggih untuk Belajar Sejarah
Mengenal Museum History of Java, Museum yang Terapkan Teknologi Canggih untuk Belajar Sejarah
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
"Kapitayan itu cikal bakal kejawen. Sebelum datang agama Hindu dan Budha masyarakat di Jawa mengenal sang Hyang Ismoyo. Bukti peninggalannya berupa patung Semar dan Togog," ujar dia, sembari tangannya menunjukkan kedua patung itu.
Patung semar terlihat berbadan tambun. Sedangkan Togog bisa dibedakan dengan bibirnya yang lebar. Pasca zaman Kapitayan, kata Yanuari di tanah Jawa pada abad pertama mulai muncul agama Hindu-Budha. Agama ini datang dari India.
Baca: Terbukti, Pelaku Diet Vegan Hidup Lebih Sehat
Peninggalan dari zaman ini ditemukannya arca, lampu minyak, kendi minyak hingga Pataka Dwija Naga. "Tempat untuk meletakkan bendera gulo kelapa atau saat ini menjadi merah putih," terangnya.
Bergeser ke lorong berikutnya, ada yang namanya lorong Majapahit. Lorong ini menyimpan koleksi benda-benda zaman kerajaan Hindu-Budha di Nusantara.
Mulai dari kerajaan Tarumanegara hingga kerajaan Majapahit. Benda peninggalannya masih didominasi arca namun terlihat lebih rapi.
Baca: Mengenal John Juanda, Legenda Judi Dunia Asal Indonesia yang Bergelar MBA
Berpindah lorong berikutnya merupakan zaman peralihan, dari zaman Hindu-Buddha menuju agama Islam. Ditandai dengan kehadiran Walisongo.
Termasuk zaman Kerajaan Demak Bintaro sampai Mataram Islam, Sultan Agung. "Di zaman ini benda peninggalannya identik dengan keris, topeng dan wayang," jelas dia.
Selain zaman Mataram Islam, di museum ini juga terpajang sejumlah koleksi sejarah dari Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta. Mulai dari gamelan, gelas, cangkir, buku hingga batik.
Tiket Masuk
Tiket masuk ke museum ini dibanderol dengan harga Rp 30 ribu rupiah/orang, bagi wisatawan lokal dan Rp 50 ribu/orang untuk wisatawan mancanegara.
Harga tersebut menurut Ari terbilang murah. Karena selain bisa melihat koleksi benda sejarah, di dalam museum pengunjung akan disuguhi pertunjukan film animasi tiga dimensi.
"Ada juga arena foto Selfie Mataraman. Pengunjung bisa berfoto dengan latar nuansa kampung Mataram pada zaman dulu," terang dia.(tribunjogja)