Sleman
SMAN 1 Pakem Aktifkan Genset Sejak Awal Ujian
Pengerjaan soal dengan komputer berbeda dibandingkan pengerjaan soal dengan metode lama yakni menggunakan kertas soal.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Bila siswa saat datang ke sekolah mengalami kendala, misalnya ban bocor, maka pihak sekolah akan menjemput siswa tersebut.
"Ini upaya maksimal yang kita lakukan," ucapnya.
Selain teknis sarana selama ujian, pihak sekolah sebelumnya juga terus melakukan pendalaman materi tentang mata pelajaran yang diujikan.
Dalam kegiatan tersebut, siswa juga diajarkan strategi mengerjakan soal agar tidak membuang waktu percuma.
"20 menit pertama siswa harus sudah membaca semua soal, jika menemukan soal mudah bisa langsung menjawabnya. Ini agar ketika mengerjakan soal, anak justru bertahan di satu soal sulit dan kehabisan waktu. Menit ke 21 sampai 100 itu waktunya mengerjakan, kira-kira satu soal membutuhkan waktu dua menit. Nah 20 menit terakhir untuk mengecek kembali," bebernya.
Pihak sekolah juga menyediakan kertas buram untuk menandai soal mana yang dirasa sulit dan dilewati.
Pengerjaan soal dengan komputer berbeda dibandingkan pengerjaan soal dengan metode lama yakni menggunakan kertas soal.
Jika dulu, tinggal membalik ke halaman untuk mengecek atau mengulang soal sebelumnya, namun kini siswa harus scrolling untuk mencari nomor-nomor yang belum dijawabnya.
Dengan mencatat nomor soal yang sulit atau ragu-ragu di kerta burmas, maka waktu siswa mengerjakan soal bisa lebih efisien.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY, Aragani Mizan Zakaria mengatakan, UNBK di hari pertama ini berjalan lancar.
Monitoring juga dilakukan ke sekolah-sekolah untuk memastikan kelancaran jalannya ujian.
Dari data yang dimiliki, di Sleman tercata ada 4338 siswa SMA dan 1860 siswa MA yang mengikuti ujian.
"Sudah hampir semua melakukan UNBK mandiri di sekolahya. Hanya sedikit yang menggabung," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)