Sleman
SMAN 1 Pakem Aktifkan Genset Sejak Awal Ujian
Pengerjaan soal dengan komputer berbeda dibandingkan pengerjaan soal dengan metode lama yakni menggunakan kertas soal.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA N 1 Pakem berjalan tanpa halangan, Senin (1/4/2019).
Meski sudah berkoordinasi dengan PLN, namun sejak ujian dimulai pihak sekolah sudah mengaktifkan genset sebagai bentuk antisipasi.
Kepsek SMAN 1 Pakem, Kristya Mintarja mengatakan pihaknya tidak mau berspekulasi terkait ketersedian listrik.
Maka dari itu pihaknya menyewa genset selama empat hari pelaksanaan UNBK.
"Kalau PLN sudah oke, tapi gejala alam kita tidak tahu. Dari pada berisiko di tengah jalan, untuk kenyamanan anak-anak maka kita full menggunakan genset saat pelaksanaannya," terangnya.
Baca: Jadi Duta Keselamatan Lalu Lintas, Siswa SMAN 1 Pakem Rajin Ingatkan Ayah Pakai Sabuk Pengaman
Selain kelistrikan, jaringan internet juga dipastikan tidak ada kendala.
Sinkronisasi sudah dilakukan pada Sabtu kemarin, dan input token sebelum ujian juga tidak ada kendala.
Sedangkan sekolah menyiapkan 90 komputer, yang dibagi di tiga ruangan, dan tiap ruangan disediakan lima komputer cadangan.
Secara teknis, pengerjaan ujian dibagi menjadi dua sesi.
"Ada 161 siswa yang mengikuti ujian UNBK. 159 siswa berasal dari sekolah kami, dan dua sisanya dari Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) Kadesi, Cangkringan," ulasnya.
Sekolah pun menyiapkan siswanya dengan memberlakukan aturan hadir di sekolah satu jam sebelum ujian dimulai.
Para siswa akan berada di ruang transit dan di sana sudah disediakan makanan kecil dan minuman.
Presensi juga dilakukan saat itu.
Baca: Demi Ikut UNBK, Pelajar di Bantul Seberangi Sungai Pakai Bambu
"Sehingga di ruangan komputer, para siswa full 2 jam mengerjakan soal tanpa ada gangguan," terangnya.
Selain itu, sekolah juga ada fasilitas penjemputan.
Bila siswa saat datang ke sekolah mengalami kendala, misalnya ban bocor, maka pihak sekolah akan menjemput siswa tersebut.
"Ini upaya maksimal yang kita lakukan," ucapnya.
Selain teknis sarana selama ujian, pihak sekolah sebelumnya juga terus melakukan pendalaman materi tentang mata pelajaran yang diujikan.
Dalam kegiatan tersebut, siswa juga diajarkan strategi mengerjakan soal agar tidak membuang waktu percuma.
"20 menit pertama siswa harus sudah membaca semua soal, jika menemukan soal mudah bisa langsung menjawabnya. Ini agar ketika mengerjakan soal, anak justru bertahan di satu soal sulit dan kehabisan waktu. Menit ke 21 sampai 100 itu waktunya mengerjakan, kira-kira satu soal membutuhkan waktu dua menit. Nah 20 menit terakhir untuk mengecek kembali," bebernya.
Pihak sekolah juga menyediakan kertas buram untuk menandai soal mana yang dirasa sulit dan dilewati.
Pengerjaan soal dengan komputer berbeda dibandingkan pengerjaan soal dengan metode lama yakni menggunakan kertas soal.
Jika dulu, tinggal membalik ke halaman untuk mengecek atau mengulang soal sebelumnya, namun kini siswa harus scrolling untuk mencari nomor-nomor yang belum dijawabnya.
Dengan mencatat nomor soal yang sulit atau ragu-ragu di kerta burmas, maka waktu siswa mengerjakan soal bisa lebih efisien.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY, Aragani Mizan Zakaria mengatakan, UNBK di hari pertama ini berjalan lancar.
Monitoring juga dilakukan ke sekolah-sekolah untuk memastikan kelancaran jalannya ujian.
Dari data yang dimiliki, di Sleman tercata ada 4338 siswa SMA dan 1860 siswa MA yang mengikuti ujian.
"Sudah hampir semua melakukan UNBK mandiri di sekolahya. Hanya sedikit yang menggabung," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)