Negosiasi Warga Diperlukan Agar TPST Piyungan Kembali Dibuka
Sekda DIY, Gatot Saptadi menjelaskan, pihaknya siap turun ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan penutupan di TPST Piyungan ini.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekda DIY, Gatot Saptadi menjelaskan, pihaknya siap turun ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan penutupan di TPST Piyungan ini.
Untuk alat berat yang baru, ujarnya, akan datang pada pekan depan.
Pihaknya pun akan melakukan negosiasi dengan warga terkait beberapa permintaan yang akan diakomodir.
“Untuk pengaspalan jalan ke TPST Piyungan kemungkinan besar baru bisa dilaksanakan bulan April karena masih menunggu proses lelang selesai. Jika lelang sudah selesai dilaksanakan maka proyek pengaspalan akan segera dimulai,” jelasnya pada Tribunjogja.com.
Operasional TPST Piyungan, kata dia, bukan karena permasalahan teknis, namun lebih kepada hasil kesepakatan dengan warga yang telah melakukan penutupan.
Pihaknya akan berupaya melakukan pendekatan dengan warga agar TPST Piyungan tersebut segera dibuka kembali.
Ia menandaskan tidak beroperasinya TPST Piyungan tersebut bukan karena masalah pengelolaan tetapi karena masalah lingkungan yaitu masalah warga.
Sehingga nanti untuk membukanya kembali menunggu hasil pendekatan dengan warga.
Dia menjelaskan, untuk membuka TPST Piyungan memang menunggu kesepakatan dari warga.
Baca: Penanganan TPST Piyungan Tunggu Proses Lelang Bulan April
Namun demikian, pemerintah akan berusaha memenuhi permintaan warga.
Sebenarnya, permintaan warga tersebut sudah ditangkap oleh pemerintah DIY dan segera terealisasi.
Dinas Pekerjaan Umum Energi Sumber Daya Mineral (DPUESDM) DIY menyebutkan target penanganan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan akan dilaksanakan mulai bulan April mendatang.
Hal ini karena proses penanganan TPST Piyungan membutuhkan lelang.
“Kami sudah menginventarisasi permasalahan dan juga permintaan seperti jalan. Kami harus melakukan langkah segera namun tetap pakai lelang,” ujar Kepala DPUESDM, Hananto saat ditemui Tribunjogja.com di Kepatihan, Rabu (27/3/2019).
Baca: TPST Piyungan Ditutup, 32 Ton Sampah Menumpuk di Depo Pasar Bantul
Dia menjelaskan, proses penanganan di kawasan tersebut dilaksanakan secara keseluruhan.
Sehingga, tidak bisa hanya ditangani bagian per bagian.
Sehingga, hal tersebut membutuhkan proses lelang karena nilai anggaran di atas Rp 200 juta.
“Jadi penanganan ini tidak bisa hanya itu-itu saja tetapi keseluruhan. Kami sudah menganggarkan untuk TPST Piyungan, “ jelasnya.
Dia berharap proses lelang ini dilaksanakan pada bulan April, sehingga penataan TPST Piyungan akan segera dilaksanakan.
Pihaknya pun akan meninggikan talut, termasuk membuat jalan tembus untuk truk atau kendaraan bisa masuk tanpa lewat jalan umum.
“Hal ini menjadi bagian dari anggaran penanganan sarpras TPST Piyungan. Untuk leading sektornya tetap di teman-teman lingkungan hidup,” urainya. (TRIBUNJOGJA.COM)