Travel

Menikmati Wisata Sejarah dan Kuliner Jadul di Kotagede

Kotegede menyimpan banyak sekali potensi wisata budaya dan kuliner yang bisa dinikmati para wisatawan.

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Yudha Kristiawan
Masjid Gede Mataram Kotagede 

Bedanya, langgar ini berada satu area dengan rumah pribadi. Langgar dibangun untuk aktivitas ibadah oleh si empunya rumah secara swadaya sebagai kelengkapan sebuah rumah tinggal.

Umumnya langgar dhuwur dibuat lebih tinggi seperti sebuah rumah panggung di bagian depan rumah utama.

Untuk itu disebut langgar dhuwur, karena dhuwur bermakna tinggi dalam bahasa Jawa. Salah satu langgar dhuwur yang ada di Kotagede adalah milik Ahmad Charis Zubair yang terletak di Boharen, Purbayan Kotagede.

Baca: Dinpar Bantul Ingin Promosi Wisata dengan Foto Baru

Menurut Charis, kira kira di tahun 90 an, keberadaan langgar serupa tercacat masih ada sebanyak 7 langgar. Di antaranya ada di wilayah Lebihan, Joyopranan dan alun alun Kotagede. Seiring berjalan waktu, saat ini hanya tersisa satu saja langgar yang masih utuh bangunannya, yakni langgar di tempatnya ini.

Bila dilihat dari desain bangunan, langgar dhuwur milik Charis ini sangat mirip dengan rumah panggung. Langgar ini hampir 100 persen terbuat dari kayu , utamanya kayu jati pilihan. Meskipun sudah berusia 109 tahun, namun kondisi bangunan masih sangat kokoh.

"Langgar sendiri didirikan saat itu sebagai kelengkapan sebuah rumah. Keberadaan langgar pada waktu itu sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar langgar sebagai tempat ibadah. Meskipun milik pribadi, namun langgar memang diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin beribadah di situ, untuk kebersamaan," terang Charis.

Menikmati Kuliner Kipo dan Wedang Uwuh

Setelah menikmati wisata sejarah dengan langsung melihat bangunan bersejarah secara langsung, wisatawan bisa melanjutkan berjalan menyusuri jalanan Kotagede menjelang senja.

Di sini, makanan khas yang banyak di buru oleh wisatawan adalah Kipo.

Kipo merupakan kudapan yang terbuat dari beras ketan yang diisi dengan gula jawa dan parutan kelapa.

Adonan tersebut kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dibakar.

Jajanan pasar ini bisa didapatkan di kios Bu Djito di Jalan Mondorakan Nomor 27, Kotagede.

Sayangnya, Kipo ini tidak bisa bertahan lama. Jadi wisatawan bisa mendapatkan makanan ini sebaiknya di pagi hari karena bila menjelang sore terkadang sudah habis.

Kipo, makanan khas Kotagede
Kipo, makanan khas Kotagede (Tribun Jogja/ Yudha Kristiawan)

Selain bisa mencicipi Kipo, menjelang malam bisa menikmati kuliner di  Dalem Sopingen. Dalem Sopingen menawarkan atmosfer tempo dulu yang kuat.

Baca: 4 Promo Kuliner Maret di Yogyakarta, Khusus untuk Akhir Pekan Ini

Menu utama berupa brongkos dan rawon. Menuju Dalem Sopingen dari Jalan Mondorakan, tepatnya di sebelah barat Pasar Kotagede, melalui sebuah gang yang pas untuk lewat satu mobil, kita bisa menikmati bangunan rumah perak zaman dulu yang masih terawat dengan baik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved