Misteri Makam Planden

Ada Fragmen Batu Berwajah Banaspati dan Tupai di Pagar Kuburan Mbah Soma di Minggir, Sleman

Makam itu berlokasi di Dusun Planden,Sendangrejo, Minggir, Sleman. Makam berpagar yang ada blok-blok batu berelief itu tempat dikebumikannya Mbah Soma

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga
Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna. 

“Ada juga batu bancikan padasan, agak besar. Di atasnya ada batu bulat,” jelasnya. Posisinya dulu di sebelah selatan makam Mbah Soma. Bertahun-tahun bancikan padasan dan arca itu tidak pernah tersentuh dan diusik siapapun.

Dalam hal kepurbakalaan dan percandian, yang dimaksud banaspati dan bancikan padasan kemungkinan besar ornamen kala makara dan yoni lingga. Kala makara umumnya ditempatkan di atas pintu masuk candi, sebagai simbol pengusir bala.

Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna.
Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Sedangkan yoni lingga, merupakan sepasang simbol penting dalam kepercayaan Hindhu dan Siwa. Keduanya menjadi perlambang Dewa Siwa dan istrinya Dewi Parwati. Kerap juga dijadikan perlambang kesuburan dan kemakmuran.

Yoni dan lingga dalam khasanah bangunan pemujaan, umumnya ditempatkan secara terhormat di bangunan induk. Contoh paling mudah ada di Candi Ijo, Candi Kedulan, Candi Sambisari, dan candi-candi lain yang bercorak Siwa.

Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna.
Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Namun ada pula yoni yang ditempatkan di sawah, tegalan, atau lading-ladang pertanian. Benda itu biasanya dipakai untuk upacara suci terkait ritus pertanian, karena yoni dianggap perlambang kesuburan.

Lalu ke mana artefak-artefak kuna itu? “Sudah diangkut ke purbakala, ada dua truk kalau saya tidak salah ingat,” beber Mbah Mul. Pawirorejo dan Mei Anjar Wintolo, dua pegiat blusukan situs kuna di wilayah barat Sleman menyangsikannya.

Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna.
Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

“Tampaknya tidak ada jejak di penampungan BCB di Watu Karung, Seyegan,” kata Pawirorejo yang sudah berkali-kali menyambangi lokasi penampungan itu. Begitu juga penuturan Mei Anjar Wintolo. Beberapa memang ada benda purbakala dari sekitar Planden.

Antara lain yoni dari Kedung Prahu, dusun di sebelah selatan Planden. Lantas ke mana benda-benda yang konon sebanyak dua truk itu? Nuryanto, Kepala Dukuh Planden, menggeleng saat ditanya. “Itu zaman Pak Dukuh sebelum saya. Saya tidak tahu ke mana dibawanya,” kata Nuryanto di rumahnya.

Arca temuan makam Planden yang kini disimpan di rumah Kepala Dukuh Planden, Nuryanto. Arca itu dalam kondisi tidak utuh karena bagian kaki dan kepalanya sudah hilang.
Arca temuan makam Planden yang kini disimpan di rumah Kepala Dukuh Planden, Nuryanto. Arca itu dalam kondisi tidak utuh karena bagian kaki dan kepalanya sudah hilang. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

“Saya waktu itu masih kecil. Kejadiannya kalo tidak salah 1992 atau 1993. Pakai katrol angkat yoninya. Banyak warga yang menyaksikan,” tambah Nuryanto yang tak lain cucu dari Mbah Soma, yang pagar makanya dibangun menggunakan batu-batu kuna itu.

Info terakhir, sebagian besar artefak batu kuna dari makam Planden sudah terdata di Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta di Bogem, Kalasan. Veronique Degroot, peneliti candi kuna Jawa dalam disertasinya juga mencatat temuan situs Planden.(Tribunjogja.com/xna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved