Jejak Kuna di Makam Gaten
Warga Temukan Berlapis-lapis Batu Berukir saat Gali Liang Lahat di Makam Gaten Sleman
Puluhan batu persegi yang memiliki takikan dan hiasan sulur itu dikumpulkan dan kini diletakkan di dekat tembok utara makam Gaten di Sleman
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Puluhan batu persegi yang memiliki takikan dan hiasan sulur itu dikumpulkan dan kini diletakkan di dekat tembok utara makam. Batu-batu kuna itu disatukan bersama temuan-temuan lain sebelumnya.

Agus Sutopo juga berkisah pengalaman beberapa tahun lalu ketika ia ikut proyek rehab makam keluarga, di luar tembok Makam Gaten.
“Itu makam perseorangan. Ada empat, dan kita bikin galian besar untuk empat petak sekaligus,” katanya.
Saat menggali lubang itulah para pekerja menemukan batu-batu persegi berukuran besar dan ada hiasannya.
“Saya pecah-pecah, dan dipakai untuk pondasi,” aku Agus. Cungkup kuburan keluarga itu berada di sisi timur laut makam, bersisian dengan jalan dusun.
Melihat Harta Karun Mataram Kuno, dari si Cantik Prajdnaparamita Hingga Mangkuk Emas Relief Ramayana
Kedalaman temuan batu-batu persegi berhias itu sama mulai di kedalaman sekitar 1,5 meter, dan berlapis-lapis. Agus tidak tahu batas posisi susunan batu kali itu karena penggalian hanya sampai di kedalaman tak sampai dua meter.
“Di bawah jalan dusun sebelah makam ini mungkin juga masih banyak batunya,” lanjutnya. Sementara di bagian lain makam, terutama di sisi barat, barat daya, dan selatan, menurut warga jarang ditemukan batuan persegi.

Kemungkinan besar susunan batu persegi yang diduga kuat bangunan kuna atau candi, terkonsentrasi di sisi utara dan timur laut makam. Bagian tengah makam menurut warga dulunya sebuah gumuk, dan gundukannya lebih tinggi ketimbang area sekitarnya.
“Waktu saya kecil, sekitar tahun 50an, gumuk itu masih ada,” kata Misdi, warga Dusun Sangularan di selatan komplek makam. Tapi lama kelamaan gumuk itu berkurang dan seperti sekarang hampir rata dengan permukaan sekitarnya.
Temuan-temuan batu diakuinya sering terjadi, terutama di blok makam warga Pisangan dan Tegal. Mantan Kepala Dusun Sangularan, Sarwadi, bercerita, lima tahun lalu, batu-batu berelief dan ada hiasannya diangkut ke Seyegan.
Tradisi Ratusan Tahun Nguras Enceh di Makam Keramat Imogiri
“Dibawa Dinas Purbakala (maksudnya BPCB) ke Seyegan (lokasi penampungan BCB Seyegan),” kata Sarwadi di rumahnya di selatan Makam Gaten. Semula, batu kuna itu berserakan di komplek makam.
Sebagian sisanya masih bisa dilihat, tersebar di berbagai titik dekat nisan-nisan penanda makam. Sebuah batu mirip kemuncak candi, tergeletak di blok makam untuk warga Dusun Sangularan.
Sedangkan deretan batu bertakik dan ada hiasan sulurnya, terdapat di blok makam untuk warga Tegal di sisi barat laut. “Dulu ada reco (arca) raksasa bawa gada, susah sekali saat mau diambil,” kata Sarwadi.
Cerita Pemindahan Makam Raden Ronggo dan Langit yang Tiba-tiba Pekat Disertai Kilatan Petir
“Saya lihat, bentuknya ya raksasa seperti sedang duduk dan pegang gada. Tingginya segini,” lanjut Sarwadi seraya mengangkat tangannya setinggi meja tamu di rumahnya, Selasa sore. “Malam katanya baru bisa diangkat,” lanjutnya.
Sayang, Sarwadi tidak ingat dan tidak bisa memastikan arca itu apakah turut dibawa ke Seyegan, atau diangkut ke lokasi lain. Posisinya arca itu dulu di area tengah makam, dan sejak lama sudah sebagian muncul di permukaan.
Dari sebagian foto dokumentasi 2014, benda-benda kuna dari Makam Gaten yang dibawa ke Seyegan terdiri blok batu berisi relief gajah yang kondisinya baik dan ukirannya bagus. Serta blok batu bertakik dan berornamen sulur-suluran.(Tribunjogja. com/xna)