Sleman
Solusi Tangani Buangan Sampah Liar, DLH Sleman Tawarkan 3 Skema
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Dwi Anta Sudibya menyebut ada 15 titik buangan sampah liar di Sleman.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Dwi Anta Sudibya menyebut ada 15 titik buangan sampah liar di Sleman. Sebagian besar merupakan sampah rumah tangga.
Demi mengatasi permasalahan tersebut, Dwi menyatakan pihaknya telah menyiapkan 3 skema yang bisa menjadi alternatif warga di 15 lokasi tersebut.
"Skema yang kita siapkan adalah gerobak sampah, bank sampah, serta optimalisasi TPS3R," kata Dwi di Dusun Krikilan, Tegalrejo, Berbah pada Jumat (08/03/2019).
Pada skema pertama, DLH Sleman akan memberikan bantuan berupa gerobak sampah yang dimodifikasi menjadi tiga roda. Modifikasi tersebut dilakukan agar bisa dibawa dengan sepeda motor.
Baca: Produksi Sampah Tembus 800 Ton Perhari, Pemkab Sleman Baru Bisa Tangani Separonya
Dwi menjelaskan, nantinya warga di pemukiman tersebut bisa menunjuk satu orang, terutama dari Keluarga Miskin menjadi pengumpul sampah warga.
Tiap warga cukup membayar iuran sebesar Rp 25 ribu - Rp 30 ribu. Pengumpul pun bisa meraup penghasilan setara atau bahkan lebih dari UMR, jika dalam satu pemukiman terdapat lebih dari 100 KK.
"Ini juga menjadi upaya untuk membantu warga miskin," jelas Dwi.
Skema kedua warga diminta untuk membawa sendiri sampahnya ke Bank Sampah terdekat. Warga diminta memisahkan dua jenis sampah, untuk dijual dan sampah residu. Proses ini tidak dipungut biaya sama sekali.
Warga pun bisa mendapat penghasilan tambahan dengan menyerahkan sampah ke Bank Sampah untuk dijual sesuai beratnya.
Baca: Pemkab Sleman Gelar Hari Peduli Sampah Nasional 2019 di Berbah
"Skema ketiga, kami tawarkan TPS3R yang lebih besar. Jadi warga bisa memilih satu dari 3 skema yang ditawarkan," kata Dwi.
Dwi pun berharap warga berperan aktif dalam menangani dan mengelola sampah. Sebab hal ini membutuhkan kerjasama dari seluruh pihak, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah.
Apalagi Sleman diketahui menghasilkan sampah sebanyak 800 ton per hari dengan jenis dominan sampah rumah tangga.
"Kami sejauh ini baru bisa menangani 52 persennya," ujar Dwi.(tribunjogja)