Cerita dari Dompyongan

Jejak Situs Krapyak Tak Tersentuh Lembaga Mana Pun Sejak Tahun 2000

Sudah 18 tahun kisah penemuan benda diduga kuat bersejarah dari Dompyongan itu sampai ke telinga pihak berwenang

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga
Di daerah ini pernah ditemukan pula Arca Ganesha 

Jejak Situs Krapyak Tak Tersentuh Lembaga Manapun Sejak Tahun 2000

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN – Setyo Purwanto mengelus-elus jenggotnya yang cukup lebat. Pandangannya sesaat menerawang ke arah makam dusun di selatan pekarangan rumahnya yang cukup luas.

Ia menatap ke arah masjid sembari berdiri di dekat tumpukan batu-batu candi yang ia kumpulkan di selatan bengkel kerjanya sebagai tukang kayu.

Harta karun diduga kuat dari masa Mataram Kuna itu terpendam di bawah kuburan Dusun Krapyak, Desa Dompyongan, Jogonalan, Klaten
Harta karun diduga kuat dari masa Mataram Kuna itu terpendam di bawah kuburan Dusun Krapyak, Desa Dompyongan, Jogonalan, Klaten (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Artikel sebelumnya :

Harta Karun Masa Kuna Itu Masih Terpendam di Bawah Kuburan Dusun Krapyak

“Sudah sejak tahun 2000 saya lapor ke balai,” kata Mas Pur, panggilan akrabnya kepada Tribunjogja.com, Selasa (5/3/2019). Balai yang dimaksudkan Mas Pur adalah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Artinya, sudah 18 tahun kisah penemuan benda diduga kuat bersejarah dari Dompyongan itu sampai ke telinga pihak berwenang.

“Tapi sampai sekarang tidak pernah ada tindaklanjutnya. Pernah dikunjungi dua kali sesudah tahun 2000 itu, dan terakhir pekan lalu ada yang datang memotretnya,” kata Purwanto.

Belum pernah ada penelitian awal yang terlihat serius, penyelidikan lebih dalam, atau semacam ekskavasi untuk mengkaji lebih jauh apa yang terpendam di Dusun Krapyak ini.

Artefak yang ditemukan Dusun Krapyak, Desa Dompyongan, Jogonalan, Klaten
Artefak yang ditemukan Dusun Krapyak, Desa Dompyongan, Jogonalan, Klaten (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

“Dulu saya pernah tawarkan tenaga dan inisiatif dari warga untuk menggali, tapi ya begitulah, kita tidak tahu apa yang terjadi. Padahal kita pingin tahu apa sih sesungguhnya yang di bawah makam dan area sekitarnya,” lanjut pegiat komunitas bonsai di Klaten ini.

5 Fakta Unik Seputar Situs Kuno Liangan, Mulai Temuan Yoni Hingga Misteri Gadis Mataram Kuno

Meski kemungkinan tidak ada kaitan langsung, ketidakpedulian lembaga berwenang di bidang pelestarian cagar budaya itu membuat warga juga tidak peduli ketika ada temuan-temuan penting.

Diperkirakan berada di kedalaman 1,2 meter di areal pemakaman di Dusun Krapyak, Desa Dompyongan, Jogonalan, Klaten
Diperkirakan berada di kedalaman 1,2 meter di areal pemakaman di Dusun Krapyak, Desa Dompyongan, Jogonalan, Klaten (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Beberapa waktu lalu, sekurangnya 1,5 tahun lalu, secara beruntun sejumlah warga menemukan benda-benda unik dan langka di alur Kali Woro. Sungai ini memanjang di sebalh barat Dusun Krapyak.

Tim Ekspedisi Medhangkamulan Kuak Peradaban Mataram Kuno

“Penemuannya tidak serentak, dan orangnya beda-beda juga. Ada perhiasan emas, guci, gerabah, koin uang yang berlubang tengahnya. Mungkin semua temuan itu kini sudah bablas,” kata Mas Pur.

Pernah ditemukan sejumlah perhiasa emas semisal cincin di Kali Woro
Pernah ditemukan sejumlah perhiasa emas semisal cincin di Kali Woro (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Bablas artinya berpindah tangan ke “kolekdol”, toko perhiasan, dan/atau took barang antik. “Kabarnya masih ada yang nyimpan, bentuknya cincin emas,” imbuh Purwanto.

Lewat aplikasi percakapan, Mas Pur mengirimkan tiga foto terdiri tiga cincin yang konon temuan di Kali Woro, sebelah barat Dusun Krapyak.

Woww! Pohon Super Jumbo di Sleman Ini Konon Ada Sejak Mataram Kuno, Ini Mitos-mitosnya

Dilihat dari fotonya, cincin itu sangat apik desain dan hiasannya. Ada batu-batu mulia ditempelkan sebagai pemanis cincin berbentuk seperti mahkota itu.

Ada bebatuan besar mirip bagian candi
Ada bebatuan besar mirip bagian candi (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

Satu cincin sudah berubah bentuk, karena batu hiasannya lepas. Karena belum ada penelitian mendalam, belum bisa dipastikan apakah cincin itu artefak kuno atau buatan zaman baru.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved