Yogyakarta
Benteng Vredeburg Sajikan Koleksi Museum yang Bercerita Tentang Serangan Umum 1 Maret 1949
Pameran ini juga didukung dengan kegiatan apresiasi publik seperti teatrikal, kirab budaya, pentas seni, dongeng sejarah dan temu tokoh.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai museum khusus sejarah menyelenggarakan Pameran Temporer untuk memperingati peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, Jumat (1/3/2019).
Pameran yang berlangsung selama lima hari ini menjadi agenda rutin tahunan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Pameran ini menggandeng Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Komunitas Jogja 1945, Paguyuban Wherkreise, Korem 072 Pamungkas.
Baca: Peringati Serangan Umum 1 Maret, Sejumlah Komunitas Bersihkan Tetenger di Ngejaman
Kasubag Tata Usaha Museum Benteng Vredeburg, Haris Budhiarto, mengatakan, pameran ini dikemas dengan menyajikan koleksi museum yang menceritakan tentang Serangan Umum 1 Maret 1949.
Selain itu, pameran ini juga didukung dengan kegiatan apresiasi publik seperti teatrikal, kirab budaya, pentas seni, dongeng sejarah dan temu tokoh.
"Acara rutin kita selenggarakan setiap tahun pasti ada, baik berupa pameran atau atraksi teatrikal atau kegiatan lain yang mana intinya untuk mengenang kembali peristiwa 70 tahun Serangan Umum 1 Maret 1949," ujarnya.
Lanjutnya, pameran ini menampilkan sekitar 30 realia koleksi Museum Benteng Vredeburg yang diantaranya berupa peralatan dapur, perkakas rumah tangga, meja kursi, peralatan rumah sakit yang digunakan oleh para pejuang.
Baca: Peringatan Serangan Umum 1 Maret ke-70 Akan Digelar Meriah, Hadirkan Habib Lutfi dan Habib Syekh
"Yang kita pamerkan ini bagian-bagian dari peralatan yang digunakan pada jamannya saat masa perang," terangnya.
Dikatakan Haris, keberhasilan serangan Umum 1 Maret 1949 tersebut perlu terus didalami oleh generasi muda untuk diwarisi dan diteladani nilai-nilai perjuangannya.
"Semoga jiwa dan semangat peristiwa bersejarah ini dapat diwarisi dan dilestarikan oleh generas-generasi indonesia untuk membangun ibu pertiwi," kata dia.
Sementara itu, Hilya Safira, pengunjung pameran ini mengaku kagum dengan perjuangan para pahlawan lewat peninggalan sejarah yang ditampilkan dalam Pameran Temporer ini.
"Kan banyak anak muda tidak tahu, jadi dari pameran ini kita bisa belajar dan bisa nambah pengetahuan," ujar Hilya.(TRIBUNJOGJA.COM)