Sejarah Gempa-Gempa Besar yang Merusak di Selatan Malang
Ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi landai di zona megathrust. Di zona ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia
Kedua pada 14 Februari 2019 wilayah selatan Malang, Lumajang, dan Blitar Jawa Timur juga diguncang gempa tektonik dengan kekuatan 5,0.
Episenter terletak di samudra Hindia pada jarak 134 kilometer arah selatan Kota Kepanjen, Malang, dengan kedalaman 69 kilometer.
Mengingat adanya peningkatan aktivitas kegempaan di selatan malang ini maka masyarakat diimbau untuk tetap waspada.
Sejarah Gempa Malang
Berdasar catatan sejarah gempa di Jawa Timur, kawasan selatan Malang memang cukup sering diguncang gempa kuat dan merusak.
Baca: PVMBG Tingkatkan Status Gunung Bromo Jadi Waspada
Wilayah selatan Malang pernah diguncang gempa kuat dan merusak pada 15 Agustus 1896.
Guncangan dalam skala intensitas VI MMI ini menyebabkan banyak rumah rusak di Wlingi dan Malang selatan.
Guncangan gempa dirasakan hingga daerah Brangah, Negororejo, Probolinggo.
Selanjutnya, pada 20 November 1958 selatan Malang juga merasakan guncangan mencapai skala VII-VIII MMI.
Gempa ini merusak banyak rumah dan fenomena tanah terbelah.
"Gempa ini menyebabkan sebanyak 8 orang tewas di selatan Malang," kata Daryono.
Pada 1962 dan 1963 wilayah Malang selatan kembali merasakan gempa kuat yang menyebabkan beberapa rumah rusak ringan di Selatan Malang.
Gempa merusak terakhir di selatan Malang terjadi pada 4 Oktober 1972. Gempa menyebabkan guncangan kuat terjadi di Malang, Malang selatan, Gandusari dan Trenggalek mengakibatkan beberapa rumah rusak. (Gloria Setyvani Putri)
.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menelusuri Riwayat Gempa Besar dan Merusak di Selatan Malang"