Potensi Hujan Sedang-Lebat di Wilayah Yogyakarta hingga 3 Hari ke Depan, Terutama Siang-Malam Hari

Bahaya banjir, tanah longsor, angin kencang dan petir masih berpeluang muncul di wilayah Yogyakarta.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/ Hasan Sakri Ghozali
Cuaca di salah satu sudut kota Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - BMKG DIY memprediksi potensi hujan sedang hingga lebat bisa terjadi di wilayah Yogyakarta hingga tiga hari ke depan.

Untuk itu, BMKG DIY meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama menghadapi bencana hidrometeorologi.

Bahaya banjir, tanah longsor, angin kencang masih mengintai DIY karena hujan sedang-lebat tersebut.

“Hasil analisa cuaca saat ini untuk wilayah DIY diprediksi sebagian besar berpotensi terjadi hujan sedang-lebat terutama di siang atau sore hari serta malam hari,” ujar  Kepala kelompok data dan informasi stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono kepada Tribun Jogja, Senin (18/2/2019).

Dia menyebutkan, bahaya banjir, tanah longsor, angin kencang dan petir masih berpeluang muncul di wilayah Yogyakarta.

Baca: BPBD Petakan 12 Potensi Bencana di DIY, 17 Kecamatan Rawan Banjir

Adapun potensi munculnya hujan ini disebabkan  munculnya daerah belokan angin di sekitar Jawa akibat munculnya "Low pressure" daerah tekanan rendah  di sebelah barat Sumatera.

Dampak dari belokan angin tersebut, menyebabkan terjadinya proses pembentukan awan-awan hujan di wilayah yogyakarta.

Secara umum kondisi iklim hingga Februari ini sebagian besar wilayah DIY potensi hujan masih dalam kategori tinggi.

“Hal ini mengingat faktor dinamika atmosfer dan laut masih sangat mendukung bagi pertumbuhan awan-awan hujan,” urainya.

Sementara itu, curah hujan bulan Febuari 2019 berkisar 300-500 mm/bulan dengan kategori cukup tinggi curah hujan perbulannya.

Djoko menambahkan, masyarakat juga perlu waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.

Selain itu juga memperhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran dan aktivitas di pesisir.

Baca: BMKG Berikan Peringatan Dini Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter di Sejumlah Wilayah, Termasuk DIY

“Warga juga diimbau tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir. Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG senantiasa membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui call center 0274 2880151/2,” urainya.

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana menyebut ada 12 potensi risiko bencana di wilayah ini.

Namun, frekuensi paling besar didominasi oleh bencana hidrometeorologi.

Selain hidrometeorologi, juga beberapa disebabkan karena teknologi dan juga karena faktor yang lain.

Bencana hidrometeorologi ini diantaranya adalah tanah longsor, banjir akibat cuaca ekstrem.

Di DIY, sebut Biwara terdapat juga ancaman angin kencang dan kemudian gelombang tinggi.

Bahkan, juga kekeringan yang sering terjadi di beberapa wilayah.

Pihaknya pun sudah melakukan pemetaan kawasan rawan bencana di kawasan rawan bencana Gunung Merapi, kawasan rawan bencana gempa, kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan rawan bencana kekeringan, tsunami dan banjir.

“Yang sudah kami lakukan juga menjadi dasar ditegaskan dalam dokumen perencanaan jadi di dalam RPJMD,” urainya.

Baca: Basarnas Yogyakarta Kenalkan Alat Penanganan Bencana Pada Anak Usia Dini

Untuk itu, pihaknya juga telah meminta masyarakat melalui BPBD Kabupaten/Kota untuk mengaktifkan pos pemantauan di wilayah-wilayah potensi banjir dan tanah longsor.

Termasuk,  mengaktifkan desa tanggung bencana (destana) dan kampung tangguh bencana (Katana) serta Kampung Siaga Bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

“Kami juga terus mengimbau masyarakat dan membantu melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi roboh karena terlalu rimbun, tua, keropos atau miring,” urainya.

Selain itu, pengecekan terhadap sarana mobilitas untuk evakuasi, peralatan kedaruratan, serta logistik juga sudah dilaksanakan.

BPBD DIY juga mengirim logistik ke Kabupaten/Kota untuk meningkatkan  kesiapsiagan seperti makanan, bronjong, family kits, seng, serta tikar. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved