Yogyakarta
Paku Alam X Sebut Tidak Pernah Ada Tsunami di Lahan NYIA
Wakil Gubernur (Wagub) DIY, Sri Paduka Paku Alam X mengatakan, secara informasi geologis tergambar adanya patahan pasifik ring of fire.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Wakil Gubernur (Wagub) DIY, Sri Paduka Paku Alam X mengatakan, secara informasi geologis tergambar adanya patahan pasifik ring of fire.
Hanya dia menyebutkan dari pengetahuan yang dimilikinya belum pernah ada tsunami dalam skala besar.
“Sepengetahuan saya belum ada cerita tentang tsunami. Kalau siklus seratus tahunan untuk gempa mungkin ada. Sepengetahuan kami tidak terjadi tsunami,” kata Paku Alam X.
Paku Alam X menyebutkan, tsunami kecil-kecil seperti gelombang laut tinggi, mungkin ada.
Atau, air laut pasang mungkin ada.
Tetapi, hal ini tidak hanya di kawasan Temon, Kulonprogo.
Gelombang pasang ini juga terjadi di Samas, Parangtritis dan pantai selatan Jawa.
“Untuk tsunami skala besar belum pernah ada,” ujarnya.
Baca: Palette: Tips Memakai Maskara untuk Pemula
Anggota komisi VIII DPR DIY, Choirul Muna menyebut lahan yang digunakan untuk bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) rawan tsunami dan juga gempa.
Untuk itu, pihaknya pun mengingatkan untuk mitigasi bencana agar lebih diperhatikan.
Dalam kesempatan tersebut, Muna juga sempat menanyakan tentang status tanah Paku Alaman Ground (PAG) di bandara tersebut.
Bahkan, meminta Wakil Gubernur DIY, Paduka Paku Alam X untuk menanggapi mengenai informasi kebencanaan di kawasan tersebut.
Hal itu disampaikan politisi Nasional Demokrat (Nasdem) dapil Magelang tersebut saat kunjungan komisi VIII ke Pemerintah Provinsi DIY, Kamis (14/2/2019).
Choirul Muna mengatakan, persoalan rawan bencana dan tsunami ini perlu dikaji baik side plan dan juga mitigasinya.
Baca: NYIA Dibangun di Kawasan Rawan Tsunami dan Gempa, Komisi VIII Kaget
“Saya kaget ketika pembangunan bandara baru NYIA di lokasi tersebut. Itu berada di kawasan rawan tsunami dan bukan hanya gempa. Bahkan, BNPB sudah merilis sejarah mengenai hal itu,” urainya di gedung Pracimosono.
Dia menjelaskan, persoalan lahan bandara yang rawan pada gempa dan tsunami ini pun perlu mendapatkan perhatian.
Hal ini agar pemangku kebijakan bisa menyiapkan mitigasi bencana dan juga penanggulangan ancaman bencana.
“Sangat rawan bencana dan ada siklus berapa tahun ada tsunami. Untuk itu kami meminta benar-benar serius diperhatikan hal ini,” ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)