Soccer Style

Eks Manajer Yakini PSS Sleman Menjadi Korban Kasus Pengaturan Skor

Menurutnya, ada pihak tidak bertanggungjawab, yang ingin mencari kesempatan dan melempar Laskar Sembada ke dalam pusaran konflik tersebut.

Editor: Gaya Lufityanti
youthincmag.com
ilustrasi kasus pengaturan skor 

Sementara itu, Seto Nurdiantoro yang musim ini masih menjabat sebagai pelatih Laskar Sembada, menjalani pemeriksaan di hari yang sama dengan Sismantoro, namun lebih awal dua jam.

Menurutnya, proses itu, berlangsung sekitar 8 jam lamanya.

Baca: Mantan Manajer PSS Sleman Penuhi Panggilan Satgas Antimafia Bola

"Ya, pemanggilan ini terkait pertandingan PSS Sleman melawan Madura FC. Ada sekitar 20 pertanyaan yang diajukan penyidik. Alhamdulillah, berjalan lancar," katanya.

Mantan juru taktik PSIM Yogyakarta itu mengatakan, bulan depan, ia akan kembali dipanggil oleh Satgas.

Namun, pemanggilan yang ke dua nanti, hanya untuk menyerahkan dokumen dan berkas yang berhubungan dengannya dan PSS, selaku pelatih kepala.

"Jadwalnya sih tanggal 12 Maret ya, tapi hanya penyerahan data saja, seperti draft kontrak saya dengan PSS misalnya," pungkasnya. 

Sekadar informasi, dua pertandingan antara PSS Sleman kontra Madura FC, yang berlangsung di Sleman, pada fase grup dan babak 8 besar, memang jadi sorotan publik.

Tidak bisa dipungkiri, dua laga itu, menjadi awal munculnya dugaan pengaturan skor.

Bagaimana tidak, setelah merebak dugaan suap di pertemuan perdana, dimana Hidayat meminta Madura FC agar mengalah di laga away, serta dijanjikan poin penuh di partai home, perjumpaan kedua kesebelasan di babak 8 besar kembali sarat kontroversi.

Baca: Mantan Manajer Sebut PSS Sleman Jadi Korban, Dukung Satgas Antimafia Bola Berantas Mafia Bola

Kontroversi muncul saat gol tunggal PSS tercipta lewat proses janggal.

Pasalnya, sebelum melepas crossing, pemain PSS sudah berada dalam posisi offside.

Tak berhenti sampai disitu, umpan silang pun disambut oleh pemain belakang Madura FC, namun ke arah gawangnya sendiri. 

Sebelumnya, nama klub yang identik dengan warna hijau itu turut dicatut oleh tersangka kasus dugaan pengaturan skor, Vigit Waluyo, setelah menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola, di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis (24/1/2019) silam. 

Dalam kesempatan tersebut, ia mengaku telah membantu langkah PSS Sleman, Kalteng Putra dan PS Mojokerto Putra untuk memenangkan sejumlah pertandingan. 

"Cuma memang kami menitipkan itu kepada Komite Wasit, agar tetap dilindungi, agar tidak ada kontaminasi dari pihak lain," katanya.

"Tapi, dalam membantu memenangkan pertandingan, kami hanya bermain di home. Nggak pernah bermain di away," imbuh Vigit. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved