Kesehatan
Jangan Sepelekan, Obesitas Bisa Lemahkan Fungsi Ginjal
Sebuah studi besar yang terbit di BMJ bulan ini menemukan bahwa semakin gemuk tubuh seseorang, fungsi ginjal cenderung menurun dari waktu ke waktu.
TRIBUNJOGJA.COM - salah satu organ terpenting yang dimiliki tubuh adalah ginjal.
Salah satu tugas penting ginjal adalah memisahkan limbah beracun untuk membuat tubuh tetap sehat.
Namun ternyata, kualitas ginjal berkorelasi dengan bobot tubuh kita.
Emily Blunt Kenakan Anting-anting Karya Desainer Lulusan SMSR Yogyakarta di Panggung SAG Awards
Sebuah studi besar yang terbit di BMJ bulan ini menemukan bahwa semakin gemuk tubuh seseorang, fungsi ginjal cenderung menurun dari waktu ke waktu.
Melansir Channel News Asia, Kamis (31/1/2019), temuan yang dilakukan sekelompok ahli dari negara bagian AS menemukan bahwa orang denganobesitas parah cenderung dua kali lebih mungkin mengalami gangguan fungsi ginjal dibanding mereka yang kelebihan berat badan.
Baca: Jaga Kesehatan Ginjal Anda Melalui 6 Langkah Ini
"Kelebihan berat badan terutama di sekitar perut berdampak pada efek metabolik yang merugikan ginjal," kata pemimpin studi Dr. Alex Chang dari Sistem Kesehatan Geisinger, di Danville, Pennsylvania, Negara bagian AS.
Chang menuturkan, obesitas over membuat sistem saraf simpatis tubuh aktif sehingga melepaskan hormon yang dapat meningkatkan retensi natrium dan tekanan darah.
Kondisi ini juga membuat tubuh kesulitan mengeluarkan gula darah yang akhirnya menyebabkan obesitas.
Chang memperingatkan, semua hal yang telah disebutkan di atas adalah kondisi yang sangat buruk untuk ginjal.
Peradangan karena obesitas dan lemak perut berlebih terbukti dapat merusak fungsi ginjal.
"Pertama, kelebihan berat badan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan hormon yang menghasilkan peningkatan retensi natrium, juga meningkatkan tekanan darah," kata Chang.
Baca: Ginjal Sehat Tanpa Harus Minum Obat
"Kedua, kelebihan berat badan terbukti merusak kemampuan tubuh untuk mengirim glukosa dari darah ke sel. Hal ini yang menyebabkan diabetes," sambungnya.
Penelitian
Dalam studinya, Chang dan tim memeriksa 5,4 juta data orang dewasa dari 40 negara berbeda di Asia Timur, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Data itu dikumpulkan selama 47 tahun sejak 1970 sampai 2017.
Untuk menunjang data, mereka juga mengamati 84.000 catatan orang yang berisiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular dan lebih dari 19.000 orang dewasa dengan penyakit ginjal kronis.