Sekeluarga Tewas dalam Posisi Ayah Memeluk Putrinya, Ibu Mendekap Putranya, Tertimpa Tanah Longsor
Sekeluarga dinyatakan tewas akibat tertimpa material tanah longsor. Mereka ditemukan dalam posisi saling berpelukan di ranjang dalam kamar tidur
Warga yang mengetahui kejadian ini pun bergegas melakukan evakuasi, bersama Tim Penanggulangan Bencana Desa Mengening.
Proses evakuasi dilakukan selama kurang lebih satu jam.
Evakuasi jenazah
Warga menemukan posisi ke empat jenazah saling berpelukan, berada di atas kasur, tertimpa tanah, dinding batako, pohon jeruk, dan senderan rumah ayahnya Dania.
"Anak saya (Ketut Budi Kace,red) posisinya memeluk anak perempuannya (Putu Rikasih,red), istrinya ( Luh Sentiani, red) posisinya memeluk anak laki-lakinya (Kadek Sutama,red). Semuanya masih di atas ranjang," ungkap Dania lirih.
Dania pun menjelaskan, senderan rumahnya itu memang baru dibuat sekitar satu setengah bulan yang lalu.
Sementara anaknya, membangun rumah tersebut sekitar satu tahun yang lalu.
Ia pun mengaku sempat menegur sang anak yang nekat membangun rumah tepat di lereng gunung dan di bawah senderan rumahnya.
Mandiri
"Katanya dia ingin mandiri. Ingin tinggal di rumah sendiri. Dulu memang tinggal di rumah saya.
Sekitar satu tahun yang lalu dia membangun rumah itu. Saya juga tidak bisa melarang dia memilih lokasi di situ, karena sisa lahan memang cuma di situ," jelasnya.
Bila tidak ada halangan, ke empat jenazah akan di makamkan di setra Desa Pakraman Mengening, pada Rabu (30/1/2018).
Duka Wali Kelas
Duka mendalam juga dirasakan oleh sejumlah guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Satra, Kecamatan Kintamani, Bangli. Mereka tampak mendatangi rumah duka, untuk melihat kondisi jenazah anak didiknya Putu Rikasih (9).
Sang wali kelas, Heni mengatakan, korban Putu Rikasih yang merupakan salah satu siswa kelas II di SDN 2 Satrra merupakan murid yang periang dan rajin.