Yogyakarta
Kasus Pidana Anak di PN Yogyakarta
Pengadilan Negeri Kota Yogyakarta mencatat jumlah perkara pidana anak menurun, meski hanya selisih tipis.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
"Kalau untuk PN Yogyakarta kebanyakan anak dikenakan pasal di atas 7 tahun, sehingga harus ikut proses peradilan. Kalau dari beberapa kasus yang masuk, kebanyakan karena terlibat kekerasan seperti klitih, narkoba, dan psikotropika. Kalau ancaman kan di atas 7 tahun," ungkap Sari.
Ia menambahkan dalam perkara pidana anak, diperlukan beberapa pihak untuk bersinergi bersama.
Mulai dari orangtua, keluarga, lingkungan, sekolah, dan pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad mengungkapkan pihaknya memiliki UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak yang memiliki fungsi pelayanan.
Bila anak terpapar kekerasan, maka UPT tersebut akan memberikan pendampingan, pengamanan, termasuk menyediakan konselor hukum dan psikolog.
Baca: Polsek Semin Ringkus 4 Pelaku Pencabulan di Bawah Umur
Tak hanya itu, DPMPPA juga melakukan berbagai upaya preventif salah satunya dengan memperkuat basis keluarga melalui berbagai kegiatan, termasuk sosialisi, dan kegiatan parenting.
Pihaknya pun mendorong masyrakat untuk memanfaatkan jam wajib belajar.
"Untuk upaya preventif kami akan melakukan analisis data, untuk menentukan tindak lanjut sesuai kasusnya. Jika melibatkan sekolah, maka kami libatkan sekolah itu dan Dinas Pendidikan. Jika melibatkan keluarga, maka kita perkuat basis keluarga melalui berbagai kegiatan sosialisasi, kegiatan parenting, dan sebaginya yang membangun karakter," paparnya.
"Kami juga mendorong jam belajar masyarakat. Jangan hanya sebagai tulisan saja, tetapi juga perlu diwujudkan. Misal di situ anak kesulitan mata pelajaran kimia, bisa dilakukan kegiatan untuk membantu anak dalam belajar," sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini mengungkapkan pihak kepolisian juga ingin terlibat menyelamatkan generasi bangsa.
Pihaknya pun memiliki berbagai program untuk membangun karakter anak.
"Anak itu kan masa depan bangsa, mereka itu nanti yang meneruskan. Tentu untuk menyelamatkan mereka itu menjadi pekerjaan kita bersama, baik keluarga, sekolah, pemerintah. Polisi ini kan juga termasuk pemerintah, kami juga ingin terlibat," ujarnya.
"Kami juga melakukan tindakan-tindakan pencegahan supaya anak-anak kita tidak terjerumus pada kejahatan, seperti kekerasan, narkoba. Kami selalu sampaikan pesan-pesan kamtibmas, kami lakukan berbagai sosialisasi, baik dari narkoba, lalu lintas. Harapannya dengan tindakan pencegahan ini bisa menekan angka keterlibatan anak dalam hukum," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)