Travel

Warga Dusun Muntuk Bantul Berhasil Olah Bambu Jadi Kerajinan Bernilai Jual

Oleh masyarakat Muntuk sudah dari turun temurun, bambu dibuat menjadi aneka macam kerajinan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Kerajinan bambu yang dihasilkan oleh warga Muntuk, Dlingo, Bantul 

Menurut Saiful Mizan, awalnya, kerajinan menganyam bambu ini, oleh masyarakat desa Muntuk merupakan mata pencaharian sampingan.

Mereka menganyam setelah habis dari ladang atau pekerjaan lain. Namun seiring perkembangan zaman dan destinasi pariwisata yang kian tumbuh.

"Menganyam dan berjualan kerajinan Bambu saat ini menjadi mata pencaharian utama, masyarakat Muntuk," tuturnya.

Desa Muntuk, kata Saiful, terdiri dari 11 dusun.

Setiap dusun lebih dari ratusan kepala keluarga, saat ini, menggantungkan penghasilan dari kerajinan anyaman bambu.

Mereka ada yang membuat perabotan rumah tangga, kerajinan hingga souvernir cinderamata.

Anyaman bambu menggunakan bahan baku bambu khusus. Karena tidak semua jenis bambu bisa dibuat anyaman.

Baca: Pasar Papringan di Temanggung, Sensasi Kulineran di Tengah Kebun Bambu, Bayar Pakai Pring

"Untuk bahan baku anyaman, kita biasa memakai bambu jenis apus atau bambu tali. Lebih kuat dan seratnya elastis," katanya.

Bambu jenis ini, menurut Saiful banyak tumbuh dan tersebar di sekitar lingkungan Desa Muntuk.

Namun jika stok bahan baku menipis.

Masyarakat Desa Muntuk juga sering kali berbelanja bahan baku sampai ke luar daerah.

"Bisa sampai di Dlingo, Gunungkidul dan kadang juga sampai ke Purworejo," tutur lelaki 53 tahun itu.

Adapun untuk penjualan, Kata Saiful masing-masing orang di Desa Muntuk menggunakan sistem penjualan berbeda-beda.

Ada yang dijual di showroom pinggiran jalan dan ada pula yang langsung menembus pasar di kota-kota besar.

"Seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Lombok hingga ada juga yang dikirim ke Sumatera," jelasnya.

Sebagian lagi, ada juga yang menggunakan sistem penjualan bekerjasama dengan pabrik (pihak ketiga-red) untuk kemudian di ekspor ke mancanegara.

"Seperti ke Amerika Jerman, dan sebagian negara-negara di Eropa," kata Saiful. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved