Bantul
Hujan Dua Hari di Bantul, Ada 15 Pohon Tumbang dan 4 Peristiwa Tanah Longsor
Dikatakan Dwi, berdasarkan informasi dari BMKG cuaca ekstrem kemungkinan akan terus terjadi sampai Januari akhir
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Akibat hujan selama dua hari berturut-turut yang terjadi di Kabupaten Bantul mengakibatkan sedikitnya 15 pohon tumbang, luapan banjir dan 4 tanah longsor.
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
"Dampak dari hujan dua hari ini di Kabupaten Bantul ada banyak Bencana. Ada 15 pohon tumbang karena angin kencang, luapan banjir dan tanah longsor," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto, saat melakukan peninjauan jalan ambles di Kedungmiri Wunut, Rabu (23/1/2019).
Baca: Tercatat 18 Kasus DBD di Bantul Selama Januari 2019
Menurutnya, pohon tumbang terjadi hampir merata di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Bantul, luapan banjir terjadi di Wonokromo [rutin terjadi] sedangkan longsor terjadi di Srimartani, Kedungjati, Wunut dan Srimulyo.
"Longsoran tanah ada yang menimpa badan jalan. Dan ada pula yang berada di dekat pemukiman warga," jelas dia.
Dikatakan Dwi, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem kemungkinan akan terus terjadi sampai Januari akhir.
Kendati demikian, menurut dia cuaca ekstrem juga dimungkinkan bisa terjadi sampai Februari 2019 mendatang.
Baca: Kerugian Materiil Akibat Tebing Talut yang Longsor di Srimartani Capai Rp100 Juta
Sebab itu, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dari seluruh masyarakat Bantul.
Khususnya bagi warga masyarakat yang tinggal di daerah yang cukup rawan dan berpotensi bencana.
"Harapannya kita terus tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Terutama kepedulian masyarakat Bantul bersama Pemerintah untuk sama-sama mengurangi resiko bencana, manakala terjadi dampak cuaca ektrem," tutur dia.
Lebih lanjut, ia juga berharap masyarakat bisa secepatnya melaporkan, ketika di sekitar wilayah tempat tinggalnya berpotensi terjadi bencana.
Sehingga antisipasi dini bisa segera dilakukan.(TRIBUNJOGJA.COM)