Gunungkidul
Perempuan Tua di Gunungkidul Ini Hidup Sendirian dan Masih Berjuang di Masa Senjanya
Perempuan yang tidak memiliki saudara yang tinggal di dekat rumahnya membuat dirinya harus tetap berjuang hidup di usia senjanya.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Ngadirah (70) warga Dusun Gari, Kelurahan Gari, hidup sendirian.
Perempuan yang tidak memiliki saudara yang tinggal di dekat rumahnya membuat dirinya harus tetap berjuang hidup di usia senjanya.
Sehari-hari mbah Ngadirah bekerja serabutan, seperti membersihkan ladang di sekitar rumahnya, namun akhir-akhir ini dirinya sudah tak sanggup bekerja seperti dulu lantaran sudah terlalu tua.
Ia dulunya bekerja di pabrik percetakan genting tak jauh dari rumahnya, ia juga pernah bekerja sebagai pencari pasir di Sungai Oya saat dirinya masih mampu bekerja.
Mbah Ngadirah hidup di rumah yang tak begitu besar, atap rumahnya banyak yang bolong lantaran termakan usia.
Rumah tersebut berdinding dari anyaman bambu di bagian atas sudah banyak yang berlubang.
Baca: Suami Meninggal Dunia, Endarsih Hidupi Dua Anaknya dari Upah Jasa Setrika
Suasana di dalam rumah cenderung gelap, lantanyai berupa cor semen.
Di tengah ruangan terdapat meja dan kursi tamu yang telah usang.
Jalan menuju rumahnya masih berupa tanah merah, ketika hujan deras datang air dapat masuk ke rumah Ngadirah lantaran rumah Ngadirah sedikit lebih rendah daripada jalan menuju rumahnya.
Setelah hujan tanah akan licin serta berlumpur sehingga perlu berhati-hati saat berjalan menuju rumah Ngadirah.
"Nggih ngonten niki keadaane (ya seperti ini keadaanya)," ujar Ngadirah, dengan berkaca-kaca, Kamis (17/1/2019).
Ia mengaku untuk saat ini kebutuhan sehari-hari dirinya dibantu oleh saudara dan tetangga sekitarnya.
Dirinya tak banyak bicara hanya terduduk pada sebuah tempat tidur yang sekelilingnya dipasang kain tipis agar nyamuk tak masuk saat ia tidur.
Baca: Kisah Wiwit, Potret Hidup Seorang Ibu Tiga Anak di Bantul yang Masih Hidup dalam Garis Kemiskinan
"Sehari-hari biasanya membersihkan kebun belakang, dan sekitarnya. Dulu sempat kerja cari pasir di Sungai Oya tetapi sudah berhenti lumayan lama," ucap Ngadirah.