Yogyakarta

Suami Meninggal Dunia, Endarsih Hidupi Dua Anaknya dari Upah Jasa Setrika

Pekerjaan itu dilakoni telaten demi memenuhi kebutuhan hidup kedua buah hatinya yang masih kecil.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Endarsih tengah duduk di rumahnya di pendowoharjo, Sewon Bantul . 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sudah hampir dua tahun belakangan ini, Endarsih, 40 tahun harus bekerja keras mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh gosok atau jasa setrika.

Pekerjaan itu dilakoni telaten demi memenuhi kebutuhan hidup kedua buah hatinya yang masih kecil.

Sejak dua dua tahun silam, anak-anak Endarsih bernama Aulia Yuana (8) dan Alia Rizky (6) tidak lagi bisa melihat wajah bapak yang semestinya menjadi tulang punggung keluarga.

Suami Endarsih, Suyono telah meninggal dunia.

Tak ayal, cobaan berat itu membuat kehidupan ekonomi keluarga terguncang.

Endarsih menyingsingkan lengan baju. Ia merupakan perempuan hebat, tugas sebagai kepala keluarga ia jalani penuh dengan kepasrahan.

Baca: Kisah Wiwit, Potret Hidup Seorang Ibu Tiga Anak di Bantul yang Masih Hidup dalam Garis Kemiskinan

"Penghasilan saya dari jasa setrikaan. Kadang ada tetangga yang datang kerumah minta bajunya disetrika. Perkilogramnya Rp 2 ribu," kata Endarsih kepada tribunjogja.com, tempo hari lalu.

Beruntung bagi Endarsih.

Tiap hari ada saja dari tetangganya yang datang untuk menggunakan jasanya.

Alhasil, upah yang didapatkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur dan biaya sekolah anak-anaknya.

"Tiap hari nggak mesti dapat berapa. Tapi paling banyak dapat Rp 25 ribu," tuturnya.

Endarsih terlihat sangat tegar.

Ia mengaku tak mau mengeluh.

Baginya hidup harus terus berjalan.

Uang dari upah penghasilan yang ia terima dimanfaatkan dengan sebaiknya sesuai kebutuhan.

Baca: Kisah Pilu Mbah Sokiyem, Tunanetra Asal Bantul yang Bertahan Hidup Sebatang Kara

"Kurang dan tidak kurang. Rp 25 ribu itu harus dicukup-cukup," ucapnya.

Kedua buah hatinya saat ini duduk di bangku sekolahan.

Ia mengaku cukup beruntung karena biaya sekolah kedua anak-anaknya itu sudah mendapatkan bantuan.

"Biaya sekolahnya sudah gratis. Cuma kadang bayar buku sama seragam," katanya.

Endarsih tinggal dirumah sederhana di jalan Sakulan RT 10, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.

Rumah itu merupakan peninggalan dari mendiang suaminya.

Pantauan Tribunjogja.com rumah itu berdinding batu bata namun belum dirapikan.

Masih tampak bata merah di dinding itu.

Bagian alas menggunakan plester.

Tidak ada barang berharga di dalam rumah itu.

Hanya ada kursi yang terbuat dari bambu dan beberapa almari sebagai tempat menyimpan pakaian.

Kelurga sederhana ini belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah.

Endarsih mengaku satu-satunya bantuan yang ada hanya mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

"Belum pernah dapat bantuan. Padahal yang kelihatannya lebih kaya dari saya banyak juga yang dapat. Tapi saya belum pernah," tutur dia.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved