Jalur Alternatif Pengalihan Arus Lalu Lintas Yogyakarta dan Tiga Proyek Pengurai Kemacetan

Penerapan jalur alternatif pengalihan arus lalu lintas Yogyakarta mulai hari ini. Setelah proyek underpass Kentungan, 2 proyek lainnya di Condongcatur

Editor: Yoseph Hary W
RTMC Ditlantas DIY
Pengalihan arus lalu lintas simpang Kentungan 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jalur alternatif pengalihan arus lalu lintas wilayah Yogyakarta diterapkan mulai hari ini, berkaitan dengan segera dimulainya proyek underpass Kentungan.

Selain pembangunan underpass di simpang Kentungan, ada dua lagi proyek jalan serupa yang juga untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di Yogyakarta. 

Dua proyek lain berupa underpass dan flyover itu tak lain untuk simpang empat Condong Catur dan simpang empat Pelem Gurih.

Baca: Surabaya Borong Penghargaan Bidang Lingkungan Hidup dari KLHK

Baca: Dari Mahasiswi hingga Model, Polisi Kembali Bongkar Jaringan Prostitusi Online di Hotel

Simpang empat Condongcatur akan dibuat underpass sebagaimana simpang Kentungan, sedangkan simpang Pelemgurih bakal dibuat jalan layang atau flyover. (Penjelasan skema 2 proyek ini di bagian bawah artikel).

Dengan demikian, mulai tahun ini ada penerapan jalur alternatif pengalihan arus lalu lintas di sekitar Yogyakarta terkait tiga proyek besar berupa underpass dan flyover tersebut untuk mengurai kemacetan.

Baca: Inilah KRI Spica yang Punya Teknologi Canggih untuk Temukan Black Box Lion Air JT 610

Adapun saat ini yang akan segera dimulai adalah proyek underpass Kentungan. 

Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda DIY, AKBP Tri Iriani, mengimbau masyarakat untuk menghindari perempatan Kentungan agar tidak terjebak kemacetan.

Info lalu lintas Yogyakarta

Berikut jalur alternatif untuk mengindari kemacetan di Simpang Kentungan:

Untuk kendaraan besar dari arah Solo menuju Magelang melalui simpang Proliman Kalasan ke Utara melewati Cangkringan-Pakem-Turi- Tempel.

Kendaraan menuju arah Wates- Purworejo melalui Simpang tiga Maguwo-Janti/Ring Road Selatan- Gamping.

Kendaraan besar dari arah Wates menuju Magelang melalui Gamping-Ring Road Barat-Jombor Tempel.

Sementara kendaraan dari Wates menuju Solo dialihkan melalui Gamping- Rong Road Selatan- Janti- Maguwo- Prambanan.

Baca: Mahasiswi Yogyakarta Ditahan Petugas Bandara dan Telantar karena Dikira TKI

Bagi kendaraan besar dari arah Magelang menuju Solo bisa melalui arah Tempel-Turi- Pakem-Cangkringan-Prambanan.

Sementara kendaraan dari Magelang menuju ke Wates bisa melalui Tempel-Jombor- Ring Road Barat- Gamping.

Untuk kendaraan kecil dari arah Timur melalui Terminal Condongcatur- Manukan- Gandok- Kamdanen ke Selatan- Simpang Monjali.

Kendaraan dari arah Utara ( Jalan Kaliurang) melalui Jalan Damai ke Barat- Jalan Palagan ke Selatan- Monjali.

Sementara kendaraan dari arah Barat (Monjali) bisa menuju Utara melalui jalan Damai ke Timur Ngasem- ke utara Maguwoharjo.

Sedangkan kendaraan dari arah Selatan (UGM) bisa melalui Pos UGM Mbarek ke kiri- Jalan Monjali luruus- Jalan Palagan. 

Baca: Pengalihan Arus Proyek Underpass Kentungan Dimulai Hari Ini, Berikut Jalur yang Bisa Dilalui

Mulai diterapkan

Pengalihan arus lalu lintas kendaraan di wilayah proyek underpass Kentungan Sleman bakal mulai diterapkan hari ini, Senin (14/1/2019).

Demikian disampaikan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DIY yang menyebutkan manajemen rekayasa arus lalu lintas untuk underpass Kentungan mulai diterapkan pada Senin (14/1/2019) hari ini.

Dishub pun akan melakukan evaluasi sesering mungkin untuk mengurai titik kemacetan yang ada. 

Kepala Seksi Manajemen Lalu lintas Dishub DIY,  Bagas Senoadjie, menjelaskan untuk pengalihan arus lalu lintas atau manajemen dan rekayasa lalu lintas untuk proyek Underpass Kentungan sesuai dengan kesepakatan forum LLAJ. 

"Untuk manajemen lalu lintas tidak ada perubahan, " jelasnya kepada Tribun Jogja, Minggu (13/1/2019).

Bagas menjelaskan manajemen lalu lintas itu sesuai rencana semula serta menyesuaikan kondisi kesiapan di lapangan oleh pelaksana pekerjaan.

Selain itu, evaluasi untuk manajemen lalu lintas juga dilaksanakan tiap minggu. 

Bagas juga menyebutkan untuk personel pengaturan lalu lintas berasal dari jajaran kepolisian dan pelaksana pekerjaan.

Sementara untuk lampu alat penanda isyarat lalu lintas (APILL) dari Dishub sudah menyesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas.

"Yaitu, dengan melakukan pengaturan Time Siklus Traffic Light dari ATCS (area traffic control system/cc room) Dishub DIY," ujarnya.

Baca: Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Belasan Kali, Abu Beterbangan di Sekitar Puncak

Baca: Foto-foto Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau yang Puncaknya Hilang dan Air Lautnya Berubah Oranye

Titik rawan kemacetan

Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, pihaknya akan memantau beberapa titik krusial yang rawan kemacetan selama pengalihan arus lalu lintas tersebut.

Evaluasi pun akan dilaksanakan setiap minggu sehingga kelancaran arus lalu lintas tetap diperhitungkan.

Untuk rambu-rambu lalu lintas di beberapa jalan alternatif juga akan disiapkan bersama-sama dengan pemerintah Kabupaten Sleman.

“Kami terus pantau, kemacetan di titik mana akan kami evaluasi,” urainya.

Underpass dan Flyover

Proyek pembangunan underpass di simpang empat Kentungan segera dimulai.

Proses pembangunannya diperkirakan memakan waktu hampir satu tahun, yakni dari tanggal 14 Januari 2019 dan ditarget selesai akhir tahun 2019.

Setelah selesai proses pembangunan simpang empat Kentungan, Dinas Perhubungan (Dishub) DIY memastikan dua persimpangan padat lainnya di kota Yogyakarta akan segera ditata.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan.

Kepala Seksi Managemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Bagas Senoaji, mengatakan setelah simpang empat Kentungan, dua perempatan lain yang akan segera dibenahi adalah simpang empat Condong Catur dan simpang empat Pelem Gurih.

"Jika underpass di simpang Kentungan sudah operasional maka dilanjutkan dengan (pembangunan) di simpang Condong Catur dan Pelem Gurih," tutur Bagas saat ditemui di Kantor Ditlantas Polda DIY, Jumat (4/1/2019) kemarin.

Baca: Inilah KRI Spica yang Punya Teknologi Canggih untuk Temukan Black Box Lion Air JT 610

Tingkat kemacetan di dua simpang empat itu, menurut dia sudah sangat padat.

Sehingga memang dinilai perlu adanya rekayasa lalu lintas.

Nantinya, kata Bagas, rekayasa lalu lintas yang akan dibangun di simpang empat condong catur sama seperti yang dibangun di simpang empat Kentungan yaitu menggunakan underpass.

Sedangkan di simpang empat Pelem Gurih rencananya akan dibuat flyover atau jalan layang.

Menurutnya, rekayasa lalu lintas di simpang empat Pelem Gurih ini perlu dilakukan karena tingkat kemacetan sudah cukup parah.

Bahkan saat musim liburan antrean kendaraan mengunci sampai simpang empat Gamping.

"Sehingga jajaran kepolisian sering melakukan pengaturan manual. Yang tadinya kendaraan berhenti di atas jembatan kita undurkan. Karena pas di atas jembatan, ada beban statis, bahaya. Kita undurkan, tapi terjadi kemacetan sampai ngunci di simpang Gamping. Maka akhirnya oleh jajaran Kepolisian diajukan, dengan cara manual," tuturnya.

Bagas mengungkapkan jalan layang yang diusulkan di kecamatan Gamping ini nanti rencananya akan dibangun membujur dari utara-selatan di atas ring road barat.

Baca: Menyelam 35 Meter, Serda Satria Margono Akhirnya Temukan CVR Pesawat Lion AIr JT 610

Jalan ini sengaja diprioritaskan untuk kendaraan yang datang dari dan menuju bandara New Yogyakarta Airport Internasional (NYIA) Kulonprogo.

Adapun jalur di bawahnya tetap dibuka untuk dua lajur yang nantinya akan mengubungkan pengendara masuk ke Jalan Wates, Ring Roand Barat, maupun Pasar Gamping.

Baca: Inilah KRI Spica yang Punya Teknologi Canggih untuk Temukan Black Box Lion Air JT 610

Ketika ditanya kapan pastinya dua simpang itu akan mulai dilakukan pembangunan. Bagas menjawab nanti akan segera diumumkan.

“Ada info kedua proyek akan dikerjakan bersamaan. Namun mengenai kapan, kami menunggu kepastian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (KemenPUPR),” ujar dia. 

(*/rif/tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved