Bantul
Melihat Penginapan di Tembi, Model Limasan dan Suasana Khas Pedesaan
Tak heran ketika berkunjung ditempat ini, bangunan sebagai tempat menginap para tamu hampir semuanya berarsitektur Jawa.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ketika berkunjung dan berlibur ke Yogyakarta, menginap di hotel yang berada dipusat kota bisa jadi merupakan hal biasa.
Ingin merasakan suasana pedesaan, maka mampirlah ke Desa wisata Tembi.
Desa wisata ini berada di Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Baca: Horee! Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogya Turun hingga 60 Persen
Jarak dari kota Yogyakarta sekitar 9 kilometer dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan selama 25 menit.
Tembi adalah tipikal dari sebuah pedesaan khas Yogyakarta.
Saat ini, seiring berjalannya waktu, Tembi sudah menjelma menjadi sebuah desa wisata lengkap dengan homestay atau penginapan.
Baca: Tembi Village Guest House, Sabet Penghargaan Homestay Terbaik Tingkat ASEAN 2019
Menariknya, penginapan di Tembi mengusung spirit kearifan lokal masyarakat.
Tak heran ketika berkunjung ditempat ini, bangunan sebagai tempat menginap para tamu hampir semuanya berarsitektur Jawa.
Model Limasan.
"Model bangunan kita tetap mempertahankan kearifan lokal. Arsitektur Jawa dan furniture juga Jawa. Kita ingin menghadirkan seperti nuansa di Jawa Timur-an tempo dulu. Lantai bangunan pakai tegel tidak ada yang pakai keramik karena tempo dulu tidak ada keramik," ujar Daud Subroto.
Daud merupakan ketua Desa Wisata Tembi yang juga sebagai salah satu pengelola dari homestay di Tembi.
Kepada Tribunjogja.com, ia mengungkapkan model bangunan yang dipakai dipenginapan Tembi banyak mengadopsi dari Limasan Jawa tengah dan DI Yogyakarta.
Tujuannya untuk tetap melestarikan arsitektur dari nenek moyang.
Baca: Daftar Harga Paket dan Tiket Kegiatan di Desa Wisata Tembi Rumah Budaya Bantul
"Kalau tidak kita lestarikan lama kelamaan itu akan punah," tuturnya.
Lagipula, kata Daud, arsitektur Limasan memiliki nilai seni dan filosofi yang sangat tinggi.
Ada lima sudut utama yang melambangkan kokohnya sebuah bangunan.
"Jadi Limasan ini lebih tahan gempa. Dan turis sangat suka," paparnya.
Harga Sewa
Di desa wisata Tembi, diungkapkan oleh Daud, ada sebanyak 17 kamar penginapan yang dikelola oleh 4 kepemilikan.
Meliputi homestay Tembi, Kampung Tembi, Omah Tembi dan Tembi Village Guest House.
Semua itu satu grup.

Untuk harga sewa dari masing-masing kamar berbeda.
"Mulai dari yang paling rendah Rp 250 ribu sampai ada juga Rp 750 ribu," kata Daud.
Soal fasilitas, tentu juga berbeda-beda sesuai tingkat harga yang ditawarkan.
Harga termurah mulai dari standar room dengan fasilitas Bed satu berukuran besar dan kamar mandi dalam.
Namun, standar room ini hanya menempati separuh Limasan karena bagian depan digunakan untuk teras.
Sedikit lebih mahal ada kamar dengan tipe family room.
Fasilitas yang ditawarkan ada dua Bed besar dengan satu bangunan Limasan utuh.
Sementara untuk tipe Deluxe family room, di dalam kamar ada penambahan fasilitas kulkas.
"Untuk kamar family room switch selain ada kulkas, ada juga TV kabel," terangnya.
Baca: Tembikar Unik Berisi Sisa Keju Berusia 7.200 Tahun Ditemukan di Kroasia
Semua kamar penginapan di Tembi, kata Daud dilengkapi dengan hair dryer dan pemanas air untuk keperluan tamu.
Lingkungan disekitar penginapan Tembi begitu tenang.
Kental dengan suasana pedesaan.
Beberapa ornamen yang digunakan dirangkai seakan alami seperti zaman tempo dulu.
Tak heran jika banyak tamu lokal hingga mancanegara yang betah menginap di Tembi.
Menurut Daud, sepanjang tahun 2018 tercatat banyak tamu dari mancanegara yang sering kali datang berkunjung ke Tembi.
Mereka ada yang datang dari negara Thailand, China, Taiwan, Korea, Philipina, Jerman, Italia hingga Amerika.(TRIBUNJOGJA.COM)