Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Hari Ini, Analisis Pakar Rupiah Menguat
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Hari Ini, Analisis Rupiah Perkasa level Rp 14.084 per dollar
Artinya tengah terjadi penarikan likuiditas dari sistem keuangan. Surat berharga milik swasta yang ada pada neraca The Fed sampai saat ini baru turun ke US$ 3,86 triliun per Januari 2018, dari US$ 4,2 triliun yang bertahan sejak Januari 2014.
"Bila penarikan likuiditas dari sistem keuangan dilakukan terlalu cepat maka dapat menimbulkan keketatan dollar di seluruh dunia," jelas Nanang.
Meski kondisi ekonomi AS semakin solid, namun diperkirakan tidak akan tetap kuat menahan pelemahan ekonomi global bila ekonomi Eropa, Jepang, dan China semakin kehilangan tenaga.
Baca: Burung Lovebird Juara Seharga Rp40 Juta Dicuri, Ketahuan Dijual via Facebook Laku Rp2 Juta
Baca: Reaksi Faye Nicole Jones, Uang Jasa Mucikari Hingga Permintaan Maaf Vanessa Angel dan Avriellia
Industri AS Melemah
Memang data ekonomi AS terakhir masih menunjukkan kondisi yang solid. Namun, sektor industrinya mulai melemah, terindikasi dari penurunan indeks Purchasing Manager Index (PMI) dan ISM (Institute of Supply Management).
"Bahkan berbagai indikator manufaktur di Eropa dan China semakin menunjukkan kemerosotan sebagai indikasi perang dagang mulai menimbulkan efek negatif," jelas dia.
Sentimen positif dari kesepakatan perang dagang, perubahan sikap The Fed, dan berbagai perkembangan data ekonomi tersebut mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar dollar AS secara menyeluruh, penguatan indeks saham global dan kenaikan yield US Treasury.
BI tetap memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat, dan mengawal penguatan tersebut termasuk dengan membuka lelang Domestic Non-deliverable Forward (DNDF) dan dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui delapan broker secara firm.
Meningkatnya aktivitas BI di pasar DNDF, selain untuk memastikan kurs offshoreNDF terkendali, juga sebagai dukungan penun bagi berkembangnya pasar DNDF agar lebih likuid dan efisien.
Sudah terdapat 13 bank yang aktif di pasar interbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah melakukan transaksi. Selain dalam dollar AS, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada yang melakukan dalam yen dan euro.
"Bila transaksi DNDF ini terus berkembang dan banyak digunakan untuk hedging makan akan membantu men-smoothing pembelian valas di dalam negeri, sehingga rupiah bisa lebih stabil," pungkas Nanang. (*)
Tulisan ini telah terbit di Kontan.co.id dengan judul Rupiah makin perkasa di level Rp 14.084 per dollar AS