Ahli Nujum Khawatir Gerhana Bulan Total 'Blood Moon' 2019, Ada Pertanda Apa?
Para ahli nujum, astrolog dan peramal lainnya punya pandangan tersendiri bahwa ini merupakan pertanda apa yang akan terjadi di masa mendatang
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Begley yang merupakan seorang pengkhotbah yang berbasis di Indiana ini merupakan salah satu pendukung paling vokal dari ramalan blood moon.
Fakta Lain Suku Maya dan Ramalan Kiamat
Menurut dia gerhana bulan total pada Januari 2019 ini bukanlah pertanda bahwa dunia akan segera berakhir bulan depan. Melainkan merupakan pertanda bahwa kiamat lebih dekat daripada yang pernah terjadi sebelumnya.
“Apa artinya blood moon? Ya, itu penting bagi Amerika. Ini jatuh bersamaan dengan peringatan kedua pelantikan Trump sebagai presiden," katanya sebagaimana dilansir Express.co.uk.
Ia merinci, bahwa Trump dilahirkan di momen Blood Moon juga yakni pada 14 Juni 1946 atau 700 hari sebelum Israel dideklarasikan sebagai sebuah bangsa pada 14 Mei 1948.
“Kemudian dia menjadi Presiden yang mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS di sana dan mendedikasikannya pada hari yang sama, 14 Mei 2018 atau tepat 70 tahun kemudian" ulasnya, mengait-kaitkan kejadian tersebut.
Mengejutkan, Lima Orang Ini Telah Membuat Ramalan di Masa Lalu, Dan Terbukti Benar-benar Terjadi
“Juga, ketika dia dilantik sebagai Presiden pada 20 Januari 2017, dia berusia 70 tahun, tujuh bulan dan tujuh hari. Jadi Super Blood Moon ini pada 20 Januari dan akan terjadi lewat tengah malam pada 21 Januari ketika berada tepat di atas Washington DC," tambahnya.
"Dan jangan lupa pada tahun 27 Juli 2018 kita memiliki periode blood moon terlama abad ini, di mana hal itu terjadi tepat di atas Yerusalem. Super Blood Moon kali ini berada di atas Washington DC dan seluruh Amerika akan melihatnya secara total, jadi ini sangat menakjubkan," demikian ulasannya.
Pada malam gerhana bulan tersebut seluruh cakram bulan yang bersinar akan lenyap ke dalam bayangan yang disebabkan oleh posisi Matahari dan Bumi.
Saat Bulan melewati pusat paling gelap dari bayangan Bumi, yang dikenal sebagai umbra, bulan akan berubah warna.
Efeknya dikenal sebagai Hamburan Rayleigh yang disebabkan oleh sinar matahari yang dibiaskan di sekitar sisi bumi dan menyaring melalui atmosfer berdebu planet ini. Proses itulah yang melahirkan adanya warna merah dan oranye yang langsung tampak di permukaan Bulan.
10 Ramalan Kiamat Paling Menggemparkan yang Tak Satu Pun Terbukti Benar
"Itu peringatan dan saya yakin itu peringatan bagi Amerika dan bagi kita semua. Kita harus menyerahkan hidup kita kepada Tuhan," tandas Begley.
Pendukung kepercayaan ini bukan hanya Begley. Ada pula nama John Hagee dan Mark Blitz.
Jika Mark Blitz mengartikan fenomena ini sebagai pertanda akhir zaman, maka tidak demikian halnya dengan Hagee.
Menurut dia, fenomena blood moon tidak langsung terkait dengan pertanda akhir zaman. Namun dirinya meyakini bahwa fenomena blood moon yang terjadi selama 500 tahun terakhir terjadi bertepatan dengan sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Yahudi dan Israel yang awalnya tragis, tapi kemudian diikuti oleh kemenangan.
John Hagee menjelaskan ramalannya ini dalam buku berjudul Four Blood Moons. Buku ini menjadi best seller, dan berada di jajaran top 150 penjualan di amazon.com selama 150 hari pada April 2014 lalu. Buku ini menjadi buku terlaris kesembilan di Amerika Serikat. Pada pertengahan April, buku Hagee telah mencapai nomor 4 dalam daftar terlaris The New York Times. (*)
