Travel

Menilik Ndalem Djayaningratan, Bangunan Bersejarah Peninggalan Sultan HB VII

Bangunan ini rupanya juga menjadi saksi bisu berdirinya dua universitas tinggi swasta di Yogyakarta yakni Universitas Proklamasi 45.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Wahyu Setiawan
Seorang pengunjung saat menyaksikan Instalasi seni terakota milik salah satu seniman asal Sosrodipuran yang menghiasi bagian depan Ndalem Djayaningratan, Minggu (30/12/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Yogyakarta memang menyimpan sejuta sejarah dan budaya.

Tak hanya kesenian saja, bangunan sarat sejarah banyak ditemukan di sudut-sudut kota gudeg ini.

Seiring berkembangnya zaman tampaknya kini bangunan sejarah sudah banyak yang melebur dengan pembangunan dan gedung-gedung tinggi hingga beberapa masyarakat awam sulit membedakannya.

Satu diantaranya yakni Ndalem Djayaningratan, berlokasi di sekitaran SD Netral C, Sosrodipuran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta.

Lokasinya berada di sisi barat Malioboro atau melewati gang Dagen yang berada di tengah jalan Malioboro.

Menurut Rully Permana, perwakilan Kampung Wisata Sosrodipuran, bangunan Ndalem Djayaningratan merupakan peninggalan zaman Sultan Hamenkubuwana VII.

"Bangunan ini (Ndalem Djayaningratan) kemudian dihibahkan kepada putra dalem Djoyoningrat yang kemudian pada perkembangannya difungsikan untuk banyak hal," kata Rully kepada Tribunjogja.com, Minggu (30/12/2018).

Seiring berjalannya waktu, bangunan ini rupanya juga menjadi saksi bisu berdirinya dua universitas tinggi swasta di Yogyakarta yakni Universitas Proklamasi 45 dan Akprind sebelum mereka pindah menuju kampus yang lebih sekarang.

Dari pantauan Tribunjogja.com, bangunan Ndalem Djayaningratan saat ini tampak mulai tak terawat.

Beberapa bagian atap mulai bocor, kayu-kayu penyangga sudah lapuk bahkan warga sekitar harus menutup atap dengan terpal yang masih saja membuat air hujan tetap masuk ke dalam bangunan.

Baca: Gelar Seni dan Budaya Djayaningratan, Upaya Bangkitkan Kebudayaan Kampung Wisata Sosrodipuran

Saat Tribunjogja.com mencoba menyelami ke dalam bangunan, memang bangunan ini tak terawat banyak tembok besar mulai digerogoti lumut.

Mungkin efek musim hujan yang menyebabkan air masuk ke dalam bangunan.

Di bagian tengah terdapat sebuah peninggalan kuno yakni sebuah dipan besar yang terbuat dari kayu ditemani sebuah tombak yang konon merupakan peninggalan sejak zaman Sultan Hamengkubuwana VII.

"Namun kita tidak tahu setelah Universitas pindah ke daerah Balapan, bangunan ini mulai tak terawat, beberapa tombak dan peninggalan lain entah kemana," terang Rully.

Meski saat ini sudah tak lengkap lagi, bangunan tersebut seolah masih meninggalkan sejarah kuat tentang budaya dan kultur masyarakat Yogyakarta.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved