Skenario Mengerikan Jika Gunung Api di Seluruh Dunia Meletus Seketika Secara Bersamaan

Bagaimana jika seluruh GUNUNG API di dunia ini meletus seketika secara bersamaan? Apakah manusia mampu bertahan? dan siapakah atau apakah yang selamat

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
NET
Ilustrasi Supervolcano 

TRIBUNJOGJA.com - Ada berapakah jumlah gunung api aktif yang ada di dunia ini? USGS mencatat hingga kini ada sekitar 1500 gunung api aktif. Akan tetapi bisa saja jumlahnya bertambah lantaran kemungkinan masih ada gunung api yang tersembunyi di bawah lautan.

Adapun setiap hari, ada sekitar 10 hingga 20 gunung api yang meletus di berbagai tempat di dunia ini. Hingga menyebabkan kerusakan hingga menelan korban jiwa.

Gelegar Letusan Gunung Krakatau 1883 : Suara Dahsyat yang Mengelilingi Dunia 4 Kali

Sekelompok peneliti memiliki pertanyaan menggelitik terkait erupsi gunung api ini. Bagaimana jadinya jika semua gunung api di dunia ini meletus seketika secara bersamaan? Apakah bumi akan bertahan?

Parv Sethi, ahli geologi dari Radford University di Virginia menegaskan bahwa hal itu memiliki kemungkinan yang sangat kecil, sehingga tidak mungkin. Tapi bagaimana jika semua gunung api di dunia ini benar-bener meletus secara bersamaan?

Sethi menyebutkan bahwa bumi tidak akan bertahan.

Dua Letusan Gunung Api di Indonesia yang Lebih Dahsyat dari Erupsi Gunung Krakatau 1883

"Satu gunung api di darat saja yang meletus secara sinkron, pengaruhnya akan memicu rantai domino lingkungan, berkali-kali lebih kuat daripada musim dingin nuklir. Hal-hal akan menjadi sangat buruk sehingga saya tidak ingin bertahan hidup di Bumi seperti ini," katanya kepada Live Science.

Ia memaparkan, dua bahaya besar dari bencana vulkanik di seluruh dunia adalah abu dan gas vulkanik. Sementara ledakan dan curahan lava akan menjadi sangat mematikan bagi orang-orang yang tinggal di dekatnya. Bisa saja erupsi dan lava ini menelan korban jiwa banyak tapi ini tidak akan sebanyak dibandingkan dengan efeknya terhadap perubahan iklim berikutnya.

Bumi menuju kegelapan

Sethi memprediksi bahwa lapisan abu yang tebal akan menyelimuti Bumi, benar-benar menghalangi sinar matahari yang masuk.

Dahsyatnya Letusan Gunung Tambora Menyebabkan Hujan Lebat di Seantero Eropa

"Planet ini akan menjadi gelap gulita, dan itu akan merusak proses fotosintesis, menghancurkan hasil panen dan menyebabkan suhu turun," kata Sethi.

Nahasnya, abu vulkanik ini bisa bertahan di atmosfer hingga 10 tahun.

Namun, tidak setiap gunung berapi di Bumi dipersiapkan untuk memompa sejumlah besar abu.

Beberapa di antaranya semisal gunung berapi Hawaii, biasanya mengeluarkan aliran lava yang lembut.

Hujan asam

Selain itu, letusan gunung api juga bisa menyebabkan turunnya hujan asam yang akan membunuh semua tanaman yang sebelumnya selamat dari timbunan abu.

Inilah Citra Satelit Longsoran Tebing Kawah Gunung Anak Krakatau, 64 ha Longsor Sebelum Tsunami

Gas vulkanik termasuk nasties seperti asam klorida, hidrogen fluorida, hidrogen sulfida dan sulfur dioksida, yang dapat menjadi hujan asam ketika mereka mengembun tinggi di atmosfer. Hujan asam itu akan mencemari air tanah dan permukaan laut. Pengasaman laut juga akan membunuh karang dan makhluk laut dengan cangkang keras. Kepunahan akan menyebar ke rantai makanan laut, memusnahkan ikan dan kehidupan laut lainnya.

Para peneliti telah mendokumentasikan hubungan yang sama antara pengasaman laut, kepunahan massal di masa lalu Bumi dalam peristiwa letusan mega vulkanik yang disebut basal banjir.

Sebagai contoh, pencurahan lahar besar ini telah berkorelasi dengan kepunahan pada akhir Zaman Permian 252 juta tahun yang lalu, Zaman Trias 201 juta tahun yang lalu, dan akhir Zaman Kapur 65 juta tahun yang lalu.

"Basalt banjir dan peristiwa kepunahan massal saling terkait," kata Paul Renne, seorang ahli geologi di Berkeley Geochronology Center di California yang berspesialisasi dalam mencari tahu usia batu.

Supervolcano di Jepang Bisa Bunuh 100 Ribu Orang Bila Meletus

Ledakan vulkanik yang eksplosif juga melontarkan abu, debu, dan gas ke stratosfer. Partikel-partikel ini memantulkan sinar matahari dari Bumi dan secara signifikan dapat mendinginkan planet ini, meskipun sebentar. Misalnya, letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 - salah satu dari dua letusan terbesar di abad ke-20 - menurunkan suhu dunia hingga 0,7 derajat Fahrenheit (0,4 derajat Celsius) selama dua tahun.

Tapi kan erupsi gunung api bisa melepaskan karbon dioksida yang membentuk efek rumah kaca sehingga bisa mengimbangi pendinginan global? Betul, tapi Sethi menyebutkan jika 1500 gunung api erupsi bersamaan maka ini akan membanjiri sistem bumi.

Erupsi yang begitu besar pasti akan mengubah komposisi atmosfer yang cukup untuk membuat manusia keracunan karbon dioksida.

Skenerio Terburuk Jika Gunung Etna Runtuh, Akan Membangkitkan Mega Tsunami

Catatan batuan menunjukkan tingkat karbon dioksida melonjak di Kapur, membunuh kehidupan laut di beberapa bagian lautan dan mematikan sirkulasi lautan. Sekitar 90 juta tahun yang lalu, kadar karbon dioksida di atmosfer sekitar 2,5 kali tingkat saat ini.

Lantas apakah yang bakal selamat dari letusan mega vulkanik ini?

"Ini akan menjadi waktu para ekstrimofil ," Sethi memprediksi.

Organisme ini sudah hidup di lingkungan yang sangat asam, seperti sumber air panas Yellowstone, atau di lubang bawah laut yang dalam, terlindung dari kerusakan permukaan.

Selain itu, berkaca pada kisah di film-film fiksi ilmiah, ada juga manusia yang bisa bertahan karena mereka 'mengungsi' ke luar angkasa atau berlindung di bunker-bunker bawah tanah. Mereka bertahan dalam waktu lama sambil menunggu atmosfer kembali normal. (*/Live Science)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved