Tsunami Selat Sunda

Dylan Sahara Sempat Sosialisasi Bareng Sandiaga Uno, Sebelum Temani Ifan Seventeen Pentas

Saya dengan Dylan beserta ayahnya yang juga sahabat saya, Pak Supriyanto, Ketua DPC Gerindra Ponorogo masih bersosialisasi

Editor: Iwan Al Khasni
Twitter Sandiaga Salahuddin Uno
Sandiaga Salahuddin Uno bersama tim osialisasi dengan masyarakat sekitar di Angkringan Gayeng, Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (25/12/2018) 

Dylan Sahara Sempat Sosialisasi Bareng Sandiaga Uno, Drummer Seventeen Dimakamkan Hari Ini

TRIBUNjogja.com --- Sehari sebelum Dylan Sahara Istri Ifan Seventeen menjadi korban bencana tsunami di Anyer Banten. Almarhumah ternyata baru saja sempat ikut sosialisasi di wilayah Ponorogo bersama Sandiaga Uno.

Hal itu diketahui dari postingan Twitter milik Sandiaga Salahuddin Uno, Senin (24/12/2018) pukul 20.23 WIB.

Warung Pintar, Cara Banyuwangi Pasarkan Wisata dan Produk UKM

Cawapres pasangan Prabowo Subianto itu mengungkapkan, dia bersama tim sosialisasi di Angkringan Gayeng, Ponorogo, Jawa Timur.

"Hari Jum’at lalu, saya dengan Dylan beserta ayahnya yang juga sahabat saya, Pak Supriyanto, Ketua DPC Gerindra Ponorogo masih bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
di Angkringan Gayeng, Ponorogo, Jawa Timur. Doa kami yang terbaik untuk Dylan Sahara."tulis Sandiaga.

Dylan Sahara Ditemukan ditemukan meninggal kemarin, Senin (24/12/2018) paska bencana tsunami di Anyer, Banten.

Selain istrinya, Ifan Seventeen juga kehilangan tiga rekan satu band-nya.

Pada Sabtu tanggal 22 Desember sekitar pukul 21.30 WIB air pasang menyapu bersih panggung yang letaknya sangat berdekatan dengan laut.


Twitter Sandiaga Uno

Dari bencana tersebut, sejumlah kru dan personel Seventeen Band pun menjadi korban.

Diantara, Pemain bass yakni M Awal Purbani yang biasa disapa Bani juga Road Manajer Oki Wijaya meninggal dunia.

Selain itu, Gitaris Seventeen, Herman ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan Windu Andi Darmawan, Drummer Seventeen. 

Drummer Seventeen Dimakamkan di Kota Jogja

Rumah Duka Almarhum Windu Andi Darmawan, Drummer Seventeen yang menjadi korban meninggal dunia dalam tsunami selat Sunda sudah ramai pelayat, Selasa (25/12/2018).

Rumah di Perum polaman baru Blok B12 sedayu Argorejo Bantul itu tampak sudah terpasang tenda dan di kunjungi banyak orang.

Isak tangis Ibu kandung, Adik dan sejumlah kerabat tak bisa dibendung.

Ayah Andi Seventeen, Kusmardono terlihat duduk dan mencoba tegar. Namun beberapa kali juga tampak mengusap matanya. Menurutnya, ia merasa sangat kehilangan atas kepergian putra sulungnya itu.

Kendati demikian, ia juga mengaku pasrah atas musibah yang terjadi.

"Iyaa, saya sangat kehilangan. Saya tetap pasrah dan rasa kehilangan itu ada," ungkap dia, sembari menyalami para tamu yang datang.

Lebih lanjut, ia menceritakan dirinya sempat tak percaya ketika kali pertama dikabari oleh istri Andi, bahwa Seventeen terkena gelombang tsunami.

"Istrinya WA ke saya, kami kena tsunami. Saya bingung sempat tak percaya. Saya kira becanda. Karena di televisi belum ada berita apa-apa," tuturnya kepada Tribunjogja.com.

"Saya balas WA itu, tapi sudah nggak dibales," lanjut dia

Diketahui Andi Seventeen merupakan satu korban meninggal dunia dalam peristiwa tsunami selat Sunda yang terjadi Sabtu malam yang lalu.

Rencananya, jenazah Andi Seventeen akan dikebumikan di pemakaman umum Glagahsari, Kota Yogyakarta.

Grup band Seventeen
Grup band Seventeen ((Instagram/Band Seventeen))

Bani Seventeen Dimakamkan di Sleman

Jenazah Bani Seventeen atau M Awal Purbani dimakamkan di tempat pemakaman umum Wismoloyo Gamping Tengah, Sleman, DIY, Senin (24/12/2018).

Sejumlah musisi asal Yogyakarta tampak hadir saat pemakaman dan melayat ke rumah duka. 

eberapa yang tampak hadir dalam pemakaman tersebut diantaranya yakni Erix Endang Soekamti dan Eross Candra Sheila On 7.

Kepergian Bani tentu mengagetkan musisi gitar tersebut. Eross menganggap Bani merupakan rekan bermusik yang selalu semangat.

"Tentu kaget dan merasa kehilangan, saya merasa kehilangan dalam artian teman dan sahabat," kata Eross saat ditemui media usai pemakaman, Senin (24/12/2018).

Eross Candra saat ditemui media usai pemakaman almarhum Bani Seventeen di TPU Wismoloyo, Gamping Tengah, Ambarketawang, Gamping, Sleman DIY, Senin (24/12/2018).
Eross Candra saat ditemui media usai pemakaman almarhum Bani Seventeen di TPU Wismoloyo, Gamping Tengah, Ambarketawang, Gamping, Sleman DIY, Senin (24/12/2018). (TRIBUNJOGJA.COM / Wahyu Setiawan)

Eross menganggap Bani bukanlah kompetitor dalam bermusik namun kawan dan sahabat.

Eross menganggap Bani merupakan sosok yang cukup energik dan bersemangat kala manggung.

"Dia kalau perform termasuk orang yang semangat dan bagus. Sebagai musisi tak perlu diragukan lagi," tuturnya.

Bahkan Eross juga sempat beberapa kali bertemu dan berbincang bersana Bani.

"Kalau ketemu kita seperti teman, teman lama. Dulu kita sering ketemu ketika di Yogyakarta satu tongkrongan, saling sapa seperti teman pada umumnya," lanjutnya. 

Kenangan Erix Soekamti 

Erix Soekamti saat ditemui media usai pemakaman Bani Seventeen di Wismoloyo, Ambarketawang Gamping Sleman DIY, Senin (24/12/2018).
Erix Soekamti saat ditemui media usai pemakaman Bani Seventeen di Wismoloyo, Ambarketawang Gamping Sleman DIY, Senin (24/12/2018). (Tribunjogja/ Wahyu Setiawan Nugroho)

Erix Soekamti mengenang kedekatan dirinya bersama Bani.

Seperti diketahui, keduanya memiliki kesamaan yakni sama-sama memegang instrumen bass pada bandnya masing-masing.

"Kita sama-sama main bass, kita sempat pinjam alat, tukeran alat itu hal biasa waktu dulu kita masih sering jadi satu," kata Erix saat ditemui media usai prosesi pemakaman, Senin (24/12/2018).

Kedekatan Erix maupun bandnya yakni Endank Soekamti bersama Bani maupun Seventeen sudah terjalin sangat erat dan lama.

Erix membeberkan bahwa dirinya sempat numpang hidup bersama Seventeen saat dirinya tengah merintis band dan belum memiliki basecamp sendiri.

"Endank Soekamti cukup dekat dengan Seventeen, bahkan dulu kita pernah satu rumah. Sebelum aku punya sendiri aku sempet numpang di basecamp Seventeen hampir 1 tahun," tutur Erix.

Bahkan keduanya juga tak jarang turut berkompetisi secara fair dalam mengembangkan karir bermusik mereka lewat radio kala itu.

"Kita teman satu angkatan satu perjuangan, kita ngajuin demo bareng, saingan request di radio bareng dan itu aku masih ingat bagaimana perjuangannya," jelasnya.

Kabar meninggalnya pemain band Seventeen tersebut tentu menjadi pukulan yang cukup berat bagi dirinya.

"Kebetulan pas kejadian kan saya juga manggung di Surabaya, kita bilang, wah kita hujan lebat nih, terus salah satu teman kita yang di sana (Pantai Carita) sebelum kejadian itu juga kasih kabar kalau juga kena gelombang, ternyata setelah beberapa waktu saya scroll-scroll timeline dan banyak yang mention ternyata kok malah kejadian ini," ungkap Erix.

Bahkan terkait kabar gelombang tsunami yang menimpa band Seventeen, dirinya sempat tak bisa tidur semalaman dan tak menyangka bahwa Bani turut menjadi korban.

"Ya tentu cukup terpukul sekali mendengar kabar seperti ini," lanjutnya.

Meski akhir-akhir ini, keduanya sudah jarang bertemu namun beberapa kali keduanya maupun secara band kerap berhubungan melalui pesan elektronik.

"Kita sudah terpisah kurang lebih 5 tahun jadi kadang kita ketemunya ya waktu main satu panggung, malah ketemu di bandara atau di acara teman sama waktu lebaran di Yogyakarta aja biasanya," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved